JAP Masih Mengancam Tanaman Karet
SAMARINDA-Tanaman karet (hevea brasiliensis) merupakan komoditi unggulan perkebunan di Kaltim, namun produktivitas tanaman ini masih rendah akibat adanya serangan hama dan penyakit, salah satunya adalah serangan penyakit jamur akar putih (JAP).
Kepala Dinas Perkebunan Kaltim Hj Etnawati mengatakan JAP merupakan penyakit yang sangat berbahaya pada tanaman karet sebab penyakit ini bisa menyebabkan kematian tanaman dalam intensitas tinggi terutama pada tanaman yang berumur dua hingga enam tahun.
“Untuk itu, petani karet di Kaltim diimbau mewaspadai serangan penyakit ini. Penyakit JAP yang disebabkan jamur (rigidoporus microporus) ini mengakibatkan kehilangan hasil produksi karet mencapai tiga hingga lima persen pada perkebunan besar,” ujar Hj Etnawati.
Sementara pada perkebunan rakyat mencapai lima hingga 15 persen. Selain itu, infeksi yang diakibatkan patogen ini secara ekonomis memerlukan biaya yang sangat tinggi dalam pengendaliannya. Tentunya ini sangat merugikan petani karet.
Dijelaskan, gejala serangan JAP pada tanaman karet diantaranya terlihat pada tajuk daun berwarna pucat dan akhirnya kering dan gugur, sehingga terlihat tajuk tanaman hanya tinggal rantingnya saja.
Selain itu, tanaman yang sakit atau terserang JAP akan membentuk daun-daun muda atau bunga serta buah lebih awal dari waktu yang seharusnya. Apabila perakaran dibuka maka terlihat permukaan akar ditutupi miselium jamur atau rhizomorf berwarna putih yang menempel kuat pada akar dan sulit dilepas. Akar yang terinfeksi akhirnya membusuk dan berwarna coklat.
“Jamur ini menyerang tanaman pada segala stadium pertumbuhan mulai pembibitan, tanaman belum menghasilkan (TBM) hingga tanaman menghasilkan (TM). Bagian yang terserang adalah bagian yang berada dibawah permukaan tanah, baik akar tunggal, akar cabang, akar rambut ataupun leher akar akibatnya pohon mudah tumbang,” jelasnya.
Sementara itu Kepala Bidang Perlindungan Henny Herdiyanto menyebutkan tahun 2013 diperkirakan kerugian finansial akibat kematian tanaman karet oleh JAP mencapai Rp371 juta sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas.
“Beberapa areal perkebunan karet rakyat yang sudah terserang mencapai 937,45 hektar. Terdapat di Samarinda dan Balikpapan, Kutai Kartanegara, Kutai Barat, Kutai Timur, Paser serta Penajam Paser Utara,” ujar Henny Herdiyanto.
Ditambahkan, Disbun Kaltim terus berupaya melakukan sosialisasi pengenalan dan pencegahan terhadap penyakit JAP agar tidak menjadi wabah yang merugikan bagi petani karet. Petugas penyuluh lapangan pun menyebarkan leaflet berisi informasi dan penanganan penyakit tanaman ini. (yans/sul/hmsprov)
/// Kebun karet rakyat. (dok humasprov kaltim)
22 September 2014 Jam 00:00:00
Kehutanan
01 Agustus 2018 Jam 21:50:43
Kehutanan
02 Juli 2014 Jam 00:00:00
Kehutanan
02 Juli 2014 Jam 00:00:00
Kehutanan
24 Mei 2017 Jam 00:00:00
Kehutanan
19 April 2014 Jam 00:00:00
Kehutanan
21 Juni 2022 Jam 22:03:32
Informasi dan Komunikasi
21 Juni 2022 Jam 21:59:00
Gubernur Kaltim
21 Juni 2022 Jam 21:55:43
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
21 Juni 2022 Jam 21:52:04
Informasi dan Komunikasi
21 Juni 2022 Jam 21:36:40
Gubernur Kaltim
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
17 Januari 2017 Jam 00:00:00
Pembangunan
24 April 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
21 Mei 2019 Jam 21:52:11
Perhubungan
30 Agustus 2021 Jam 21:51:33
Kesehatan