Kalimantan Timur
Jarak Pandang Terendah Capai 200 Meter

Kabut Asap di Kaltim

SAMARINDA - Kabut asap yang menyelimuti sebagian wilayah Kalimantan Timur pada Senin (19/10) pukul 09.00 wita dirasakan semakin pekat. Bahkan, jarak pandang terendah untuk wilayah Kaltim telah mencapai 200 meter, terutama  di Kota Samarinda.

Berdasarkan pengamatan svisual area bandara di Kaltim, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat Samarinda mengalami jarak pandang terendah, yakni 200 meter, lalu di Berau dengan jarak pandang 500 meter dan selanjutnya di Balikpapan dengan jarak pandangnya dua  kilometer.

"Jarak pandang bisa berubah setiap saat,  bisa naik atau turun. Dengan jarak pandang seperti di Samarinda dan Berau. Diprediksi akan membahayakan penerbangan," kata Kepala Stasiun BMKG Samarinda Sutrisno, Senin (19/10).

Mengenai titik panas, Sutrisno menyebutkan berdasarkan pantauan Satelit Aqua Terra BMKG, di Kaltim terdapat 119 titik panas. terbanyak yang menyumbangkan titik panas berada di kabupaten Penajam Paser Utara  46 titik panas dan terendah di Kota Bontang, yakni hanya 1 titik panas.

Sedangkan daerah lain, yakni Kabupaten Paser terdapat 43 titik, Kutai Timur enam  titik, Kutai Kartanegara tujuh titik, Kutai Barat lima  titik dan Balikpapan tiga  titik.

"Ada 3 wilayah yang belum terdeteksi satelit, yakni Samarinda kemungkinan ada. Namun, belum terdeteksi oleh satelit. Begitu juga dengan kabupaten Berau dan Mahakam Hulu yang belum terdeteksi oleh satelit. Jadi, kita belum tahu persis apakah titik panas itu ada atau tidak didaerah itu," katanya.

Kalau tidak ada, tambah sutrisno, kemungkinan kabut asap kiriman yang menghampiri ketiga wilayah itu merupakan kabut asap kiriman. Jika melihat arah angin, dari arah tenggara menuju ke barat daya.     

"Kalau diliat dari arah angin, Asap kiriman berasal dari seputaran Kaltim saja." katanya. Sutrisno menambahkan bahwa berdasarkan perkiraan cuaca hari ini masih berawan. "Kemungkinan musim hujan akan terjadi di akhir November atau di akhir Desember," tambahnya.

Sementara itu, berdasarkan alat Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) BMKG Samarinda untuk Kota Samarinda, telah mencapai angka 208 mikrogram permeter kubik. "Dilihat dari angkanya, udara Samarinda sudah tidak sehat karena lebih dari 200 mikrogram permeter kubik," katanya.

Berdasarkan tingkatannya, untuk ukuran 0-50 mikrogram/m3,  dikategorikan sehat. 50-150 mikrogram/m3 katafgori sedang. 150-250 mikrogram/m3 tidak sehat, 250-350 mikrogram/m3 sangat tidak sehat dan 350 mokrogram/m3 keatas dikategorikan pencemaran udara yang berbahaya.

"Kabut asap akan berdampak bagi kesehatan, berupa penyakit Inpeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)," katanya.  (rus/es/hmsprov).

Berita Terkait
Government Public Relation