BALIKPAPAN – Jembatan Pulau Balang adalah penyatu dua daerah (Balikapan dan Penajam Paser Utara) merupakan proyek MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia), sekaligus konektifitas Trans Kalimantan.
“Kita bersyukur pembangunan Jembatan Pulau Balang menjadi kenyataan. Menurut Presiden status jembatan ini sama dengan Jembatan Tayang yang menyatukan Kalbar dan Kalteng. Karenanya, jangan berpikir untuk membangun jembatan lain antara Balikpapan dengan Penajam Paser Utara, kita fokus selesaikan ini saja,” kata Gubernur Awang Faroek Ishak saat groundbreaking bentang panjang Jembatan Pulau Balang di Balikpapan, pekan lalu.
Jembatan Pulau Balang digadang-gadang menjadi salah satu urat nadi perekonomian daerah bahkan Kalimantan. Karena, konektifitas dan aksebilitas Trans Kalimantan lintas selatan Kaltim memudahkan dan mempercepat jarak tempuh.
Perencanaan yang disepakati secara nasional telah memasukkan Kaltim ke dalam Koridor Ekonomi Nasional III (Koridor Kalimantan) sesuai dengan semangat Forum Kerjasama Percepatan Pembangunan Wilayah Kalimantan untuk mewujudkan satu kesatuan yang terkoneksi (infrastruktur) maupun dalam ekonomi sosial budaya serta pertahanan dan keamanan.
Kaltim akan terus membangun dan mengembangkan infrastruktur untuk jalur laut dan udara serta darat termasuk kereta api. Sesuai masterplan pembangunan daerah maka jalan dan jembatan akan terus dibangun dengan pola intermoda yang terkoneksi antar daerah.
Jalan Trans Kalimantan menyambung ke poros selatan dan poros tengah sesuai kesepakatan dengan bupati/walikota (termasuk Kaltara) agar semua daerah harus terhubungkan dengan konektifitas (jalur utama) sehingga tidak ada daerah, kecamatan bahkan desa yang terisolir.
Selain itu membuat jaringan-jaringan jalan yang diprioritaskan untuk menghubungkan sentra-sentra antar kluster industri. Misalnya, kluster industri Kawasan Industri Kariangau dengan pusat pertumbuhan ekonomi (pertambangan dan jasa) Samarinda.
Kemudian terkoneksi dengan Kota Bontang yang merupakan kluster industri yang berbasiskan gas dan kondensat terdapat Pupuk Kaltim, LNG dan methanol serta melamine termasuk ammonium nitrat.
Menuju ke utara terdapat kluster industri berbasis pertanian dan oleochemical di Maloy Kabupaten Kutai Timur yang berkolaborasi dengan sektor pertambangan batubara yang akan menjadi kawasan ekonomi khusus kerjasama pemerintah dengan swasta.
Pada kawasan tersebut akan dibangun pelabuhan internasional yang merupakan outlet dari perkebunan sawit Kaltim yang sudah mencapai sejuta hektar dan ke utaranya lagi Kabupaten Berau untuk pengembangan kluster industri pariwisata.
Berlanjut ke Kabupaten Bulungan terdapat kawasan pengembangan pertanian tanaman pangan atau kawasan food and rice estate yang sat ini sudah terbangun 50.000 hektar dari kebutuhan seluas 200.000 hektar.
Selanjutnya di kawasan utara Kaltim (Kaltara sekarang) terdapat kawasan strategis nasional diperbatasan. Diantaranya, Pulau Sebatik akan dikembangkan dan tingkatkan statusnya menjadi Kota Sebatik sebagai kawasan pertumbuhan ekonomi baru.
“Yakinlah kita semua apabila konektifitas jalan terbangun antar daerah, maka pertumbuhan ekonomi Kaltim ini tidak hanya berlari cepat tetapi akan berlari sangat cepat. Kaltim akan menjadi daerah yang berdaya saing tinggi bahkan salah satu provinsi yang mampu menyaingi pertumbuhan ekonomi di Pulau Jawa,” ungkap Awang Faroek.
Sementara itu Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kaltim Taufik Fauzi mengemukakan pembangunan jembatan dengan dua bentang jembatan yakni bentang pendek sepanjang 470 meter senilai Rp425 miliar dan bentang panjang sepanjang 804 meter senilai Rp1,6 triliun adalah proyek tahun jamak (multi years contract).
Sedangkan pembiayaan yang digunakan untuk pembangunan jembatan bentang pendek konstruksi baja lengkung dilakukan sejak 2007 melalui anggaran APBD provinsi dan bentang panjang konstruksi cable stayed telah dianggarkan pemerintah pusat melalui APBN.
“Pembangunan bentang pendek dari APBD provinsi atau realisasi hingga tahun ini sebesar Rp325,9 miliar atau masih dibutuhkan Rp83 miliar dan semoga 2014 dapat dianggarkan. Sementara bentang panjang dari APBN yang tahun ini dikucurkan Rp100 miliar,” ujar Taufik Fauzi.(yans/hmsprov).
Foto : Jembatan Pulau Balang yang merupakan sarana transportasi utama bagi Trans Kalimantan di Kaltim.(masdiansyah/humasprov kaltim)
03 Desember 2019 Jam 10:00:10
Pekerjaan Umum
02 Mei 2018 Jam 23:05:16
Pekerjaan Umum
04 November 2015 Jam 00:00:00
Pekerjaan Umum
04 November 2015 Jam 00:00:00
Pekerjaan Umum
27 Mei 2019 Jam 08:29:17
Pekerjaan Umum
06 November 2018 Jam 20:15:55
Pekerjaan Umum
08 Desember 2023 Jam 18:56:58
Gubernur Kaltim
08 Desember 2023 Jam 18:03:53
Gubernur Kaltim
08 Desember 2023 Jam 14:07:24
Gubernur Kaltim
08 Desember 2023 Jam 11:20:15
Gubernur Kaltim
08 Desember 2023 Jam 11:18:01
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
06 Juni 2022 Jam 19:30:28
Informasi dan Komunikasi
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
28 Mei 2021 Jam 21:45:27
Kepemudaan dan Olahraga
14 November 2022 Jam 08:32:36
Informasi dan Komunikasi
02 Agustus 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan
23 Mei 2022 Jam 20:25:23
Gubernur Kaltim
09 Mei 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan