SAMARINDA – Dalam upaya meningkatkan kewaspadaan dini (early warning system) terhadap penyebaran virus flu burung (avian influenza/AI) pada itik, di Kaltim. Melalui Surat Edaran Gubernur, kabupaten/kota diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan serangan wabah tersebut.
“Surat Edaran Gubernur Kaltim, 14 Januari 2012 telah disampaikan kepada para kepala daerah baik bupati maupun walikota untuk melakukan early warning system terhadap penyebaran penyakit AI di wilayah masing-masing,” jelas Kepala Dinas Peternakan Kaltim, H Syaiful Akhyar.
Surat edaran tersebut selain ditujukan kepada bupati/walikota juga disampaikan ke dinas/instansi teknis terkait, baik Dinas Peternakan atau Pertanian yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di masing-masing kabupaten/kota.
Edaran tersebut juga disampaikan pada sejumlah petugas Dinas Perhubungan Kaltim dan Dinas Kesehatan Kaltim serta kabupaten dan kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan kabupaten/kota se-Kaltim serta Balai/Stasiun Karantina Hewan se-Kaltim.
Menurut dia, Surat Edaran Gubernur tersebut menitikberatkan pada beberapa hal diantaranya pelarangan lalu lintas ternak itik dan produknya dari daerah tertular IA. Misalnya yang terjadi saat ini di daerah Jawa, Sumatera dan Sulawesi.
Selain itu, juga dilakukan penyuluhan kepada masyarakat agar tidak panik dan khawatir mengonsumsi daging dan telur itik selama dimasak dengan benar. Terhadap peternak diharapkan segera melaporkan bilamana ditemukan itik sakit atau mati mendadak.
Selain itu juga dilakukan pembinaan kesehatan unggas dan pengawasan pada peternakan itik terutama yang mendistribusikan anak itik ke berbagai daerah. Menjaga kebersihan kandang/lingkungan (biosekuriti) dengan memisahkan pemeliharaan ternak itik dan ayam.
“Kewaspadaan dini melalui analisis situasi terhadap kemungkinan timbulnya penyakit flu burung serta antisipasinya, khususnya pada daerah berisiko tinggi/padat populasi maupun sumber bibit ternak itik, lokasi peternakan, rumah potong unggas maupun pasar tempat penjualan daging daging unggas,” ujarnya.
Ditambahkan, pada November-Desember 2012, di Kabupaten Kutai Timur kematian ternak itik sebanyak 790 ekor dari 800 ekor asal Kalimantan Selatan. Disusul pada Januari lalu telah terjadi kematian mendadak terhadap lima ekor itik di Kabupaten Berau dan positif terindikasi flu burung namun masih perlu penelitian lebih lanjut. (yans/hmsprov).
////Foto : Petugas peternakan dan peternak di Kabupaten / Kota diminta untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya wabah flu burung yang dapat menyebabkan kematian pada ternak itik. (ist)
14 Maret 2014 Jam 00:00:00
Kesehatan
25 November 2013 Jam 00:00:00
Kesehatan
07 Juni 2020 Jam 20:16:44
Kesehatan
18 Juli 2020 Jam 22:05:53
Kesehatan
12 Mei 2019 Jam 22:45:34
Kesehatan
16 April 2014 Jam 00:00:00
Kesehatan
21 Maret 2023 Jam 18:07:56
Gubernur Kaltim
21 Maret 2023 Jam 18:00:13
Administrasi Pembangunan
21 Maret 2023 Jam 17:54:22
Gubernur Kaltim
20 Maret 2023 Jam 22:54:58
Gubernur Kaltim
20 Maret 2023 Jam 22:23:52
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
29 Januari 2013 Jam 00:00:00
Pelatihan, Kepegawaian
25 Januari 2013 Jam 00:00:00
Agama
20 Februari 2016 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
30 Mei 2021 Jam 20:24:27
Berita Acara
09 Oktober 2018 Jam 18:31:36
Kaltim Berduka