Kalimantan Timur
Kaltim akan Datangkan 100 Ribu Ton Daging Ayam Beku

Daging ayam di pasar. (dok/humasprov)

SAMARINDA - Untuk menekan kenaikan harga daging ayam yang sempat meroket hingga angka Rp80 ribu perekor, Pemprov Kaltim melalui dinas dan instansi terkait  akan segera  mendatangkan ratusan  ribu ton ayam beku dari Pulau Jawa. Penegasan tersebut diungkapkan Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan Koperasi dan UMK Provinsi Kaltim Ir Fuad Asaddin. Menurutnya perlu dilakukan langkah-langkah konkrit untuk menurunkan harga daging ayam tersebut karena kenaikan itu terjadi bukan hanya di Kaltim, tetapi merata di seluruh wilayah Indonesia sejak beberapa bulan yang lalu.

Berdasarkan  informasi hasil pantauan Bank Indonesia terhadap 34 provinsi di Indonesia ternyata  harga  tertinggi  ditemukan di wilayah Kalimantan khususnya di Kalimantan Selatan (Kalsel) dan terendah di Jawa Timur. "Walaupun stok daging ayam di Kaltim masih mencukupi,  namun kita tidak akan pernah berhenti dan terus berupaya untuk menambah pasokan baru. Dalam waktu dekat Dinas Peternakan Kaltim akan mendatangkan ratusan ribu ton daging ayam beku dari Pulau Jawa," kata Fuad Asaddin, Selasa (31/7). 

Dengan hadirnya daging ayam dari Pulau Jawa itu diharapkan dapat menekan harga daging ayam di pasar-pasar tradisional. Selain juga diharapkan partisipasi  pihak toko swalyan dan super market yang menjual daging agar dapat mengintensifkan pelayanan dengan melakukan pembatasan terhadap pembeli partai besar dan memprioritaskan kebutuhan masyarakat. "Berdasarkan informasi pada saat rapat koordinasi sebelumnya, diperkirakan pertengahan bulan Agustus akan dilakukan panen, sehingga dengan panen ayam tersebut diperkirakan harga daging ayam bisa normal kembali seperti semula," ujarnya.

Fuad menjelaskan terjadinya kenaikan harga daging ayam dan telur disebabkan sebelumnya terjadi arus balik  sebelum dan sesudah  Hari Raya Idul Fitri  bulan lalu, sehingga kapal-kapal yang sebelumnya biasa mengangkut barang,  pada ruas balik dipakai untuk mengangkut penumpang, sehingga berimbas pada kelangkaan dan berdampak pada kenaikan harga. 

Selain itu, pelemahan rupiah menyebabkan pembelian terhadap 80 persen komponen pakan ternak yang masih impor  menjadi mahal. Selain itu adanya pelarangan penggunaan anti biotic growt (ABG) bagi peternak ikut menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan ayam menjadi lambat. "Kemudian  harga indukan dan day old chick atau DOC (anak ayam yang berumur satu hari)  juga mengalami kenaikan. DOC/ekor meningkat dari Rp6.155 menjadi Rp6.655. Selain  pakan, indukan dan harga DOC juga meningkat, itu juga menjadi pemicu terjadinya kenaikan harga daging ayam," ujarnya. (mar/sul/humasprovkaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation