Kalimantan Timur
Kaltim Alami Deflasi Minus 9,89 Persen

SAMARINDA – Setelah mengalami inflasi cukup tinggi pada Agustus akibat tingginya kebutuhan masyarakat seiring dengan persiapan perayaan Hari Raya Idul Fitri, kini pada September  daerah ini mengalami deflasi, yakni minus 9,89 persen, akibat perubahan Indek Harga Konsumen (IHK) dari angka 161,17 pada Agustus menjadi 159,74  pada September.
Demikian dikatakan Plh. Kepala Badan Pusat Statistik  (BPS) Kaltim, Achmad Zaini dalam rilis bulanan, terkait  inflasi Kaltim,  yang berlangsung di Aula Kantor BPS Selasa (1/10).
“Inflasi Kaltim selama sembilan bulan sejak Januari hingga September telah mencapai 9,00 persen sedangkan inflasi year on year adalah 9,48 persen. Kita masih mengamati tingkat inflasi karena masih ada tiga bulan lagi sebelum akhir 2013 ini,” ujarnya.
Dijelaskan, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga pada kelompok bahan makanan yaitu minus 4,89 yang merupakan akumulasi dari menurunnya pembelian akibat telah berlalunya Hari Raya Idul Fitri yang sangat mempengaruhi pembelian bahan makanan, sandang dan kelompok transportasi seta komunikasi.
Sementara itu,  jika dirinci menurut kota-kota di Kaltim, tiga kota yaitu Samarinda, Balikpapan dan Tarakan mengalami deflasi berturut-turut minus 0,67 persen,  minus 1,33 persen dan minus 0,37 persen.
Dengan kondisi itu, sehingga untuk September inflasi tahun kalender Kota Samarinda  sebesar 9,94 persen, Balikpapan 7,39 persen dan Tarakan sebesar 10,36 persen. Sedangkan inflasi year-on year Samarinda sebesar10,17 persen, Balikpapan 7,95 persen dan Tarakan mencapai 11,50 persen.
“Usai hari besar keagamaan, permintaan masyarakat terhadap bahan makanan, antara lain daging sapi, daging ayam, telur dan susu menurun. Begitu juga bumbu-bumbuan, berupa bawang, cabe, minyak goreng dan bahan makanan lain pada  September, permitaan juga menurun,” ujarnya.
Sedangkan kondisi pada 66 kota di Indonesia, 13 kota mengalami inflasi dan 53 kota lainnya deflasi dengan gambaran inflasi tertinggi terjadi di Kota Tanjung Pinang sebesar 1,69 persen dan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sorong, yakni minus 4,28 persen.
Sementara kota-kota di Kalimantan, Pontianak mengalami deflasi minus 0,75 persen, Palangkaraya deflasi  minus 1,30 persen, Banjarmasin deflasi minus 0,56 persen, Singkawang inflasi 0,04 persen dan Kota Waringin Timur deflasi minus 1.48 persen.(yul/hmsprov).
 

Berita Terkait
Government Public Relation