Kaltim Berhasil Menekan Peredaran Bibit Sawit Palsu
SAMARINDA - Peredaran bibit sawit palsu di Kaltim berhasil ditekan sekitar lima persen, hal ini berkat kerjasama semua pihak serta tingginya kesadaran dan pengetahuan para petani saat memilih benih sawit.
Demikian dikatakan kepala Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pengawasan Benih Perkebunan (PBP) Dinas Perkebunan Kaltim Irsal Syamsa, saat dikonfirmasi Kamis (3/4).
Dia mengatakan, petugas dari Dinas Perkebunan Kaltim terus intensif melakukan sosialisasi kepada petani dan aparat desa tentang peredaran bibit sawit palsu khususnya pada daerah kabupaten yang potensial untuk pengembangan tanaman sawit yakni Kutai Barat dan Kutai Kartanegara.
Irsal Syamsa menyebutkan untuk membedakan secara fisik bentuk bibit asli dengan palsu memang sangat sulit, namun dengan dokumen resmi maka dapat menjamin keaslian bibit tersebut.
“Bibit asli, tentunya akan disertai dengan dokumen, sebagi bentuk jaminan terhadap perkembangan tanaman yang sesuai dengan harapan," jelasnya.
Ditambahkan, bibit asli dapat dilihat dari logo bertuliskan Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS). Tercetak pada biji kecambah yang letaknya tidak teratur dan tulisannya timbul karena dicetak mesin dan bila diusap dengan air tidak hilang, sedangkan palsu tulisan akan hilang terkena air.
Selain itu, pada masa produksi tanaman sawit dari bibit asli mampu menghasilkan Tandan Buah Segar (TBS) hingga 25-30 ton perhektar pertahun, sementara tanaman sawit dari bibit palsu hanya mampu berproduksi mencapai 10 ton perhektar pertahun.
“Bibit sawit palsu yang ditemukan selama ini langsung dimusnahkan. Seperti yang dilakukan pada beberapa temuan di lapangan dengan disaksikan aparat desa setempat dan pelaku pemalsuan diproses secara hukum karena merugikan, petani" ujarnya.
Diimbau kepada masyarakat petani agar membeli bibit sawit (kecambah) dari sumber benih yang resmi. Setidaknya terdapat 10 lembaga/instansi yang ditunjuk Kementerian Pertanian untuk mengeluarkan benih resmi di Indonesia, antara lain PPKS Medan dan Bogor.
Dia menyebutkan, selama 2013 bibit sawit palsu ditemukan dan dimusnahkan di Kabupaten Nunukan, mencapai 514 ribu bibit, di Sebulu Kutai Kartanegara, terdapat 10 ribu bibit sawit palsu yang berasal dari Malaysia.
"Pada 2014 ini tim kami terus memantau perkembangan peredaran bibit sawit palsu pada awal bulan ini tim akan bergerak," ujar ersal. (sar/sul/es/hmsprov).
/////FOTO : Kaltim membutuhkan jutaan bibit sawit. Para pekebun sawit perlu mewaspadai peredaran bibit sawit palsu yang sangat merugikan petani dalam jangka panjang.(Ist)
08 Oktober 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
25 Juni 2019 Jam 17:58:13
Pertanian dan Ketahanan Pangan
15 Maret 2021 Jam 00:33:12
Pertanian dan Ketahanan Pangan
15 Januari 2019 Jam 17:54:25
Pertanian dan Ketahanan Pangan
27 Juni 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
12 Juni 2020 Jam 11:42:22
Pertanian dan Ketahanan Pangan
22 September 2023 Jam 17:03:23
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 17:01:11
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:56:55
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:53:17
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:49:24
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
19 September 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
29 Oktober 2015 Jam 00:00:00
Pendidikan
25 November 2022 Jam 21:08:21
MTQ
20 September 2017 Jam 10:21:05
Kesehatan
14 Maret 2014 Jam 00:00:00
Prestasi