Kalimantan Timur
Kaltim Bertekad Tingkatkan Produksi Kedelai
SAMARINDA–Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Kaltim terus menggenjot produksi kacang kedelai di Kaltim. Bekerjasama dengan pemerintah kabupaten, budidaya tanaman kedelai sangat prospek dikembangkan di Berau dan Kutai Barat.  
“Sentra tanaman kedelai di Kaltim selama ini berlokasi di  Berau yaitu di Kecamatan Biduk-Biduk dan Talisayan seluas 500 hektar. Selain itu tanaman kacang kedelai juga telah dikembangkan di Kutai Barat,” ujar Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim, H. Ibrahim, Jumat (20/9).  
Lanjutnya tanaman kedelai memang berbeda dengan tanaman lainnya. Kedelai memerlukan perhatian yang lebih saat penanaman dan pertumbuhannya. Jadi hanya petani yang telaten dan memiliki pengalaman yang akan berhasil. 
Kelangkaan kedelai saat ini memang karena kurangnya minat petani membudidayakan tanaman jenis kacang-kacangan ini. Apalagi harga dan kualitas kacang kedelai impor murah dan bagus tampilannya dari kedelai dalam negeri.  
Tetapi disaat dollar naik dan rupiah melemah, maka impor kedelai menjadi kendala bagi importir sehingga harganya melambung melebihi harga kedelai lokal. Kondisi ini jika berlangsung lama, maka penanaman kedelai lokal akan kembali bergairah. 
“Selain budidaya yang sulit, kacang kedelai  impor juga memiliki nilai politis. Untuk itulah Gubernur Kaltim Dr. Awang Faroek memajukan sektor pertanian minimal Kaltim dapat mandiri dalam ketahanan pangan,” tegasnya.  
Dalam tahun 2013 saja, Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim bekerjasama dengan Kabupaten Berau dan Kubar, telah mengembangkan tanaman kedelai masing-masing seluas 500 hektar, sehingga totalnya seluas 1.000 hektar.  
Khusus untuk di Berau, Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Berau telah melakukan uji coba tanaman kedelai varietas baru yang sesuai untuk tanah di Kaltim seluas 10 hektar.  
“Kita berharap, dengan bergairahnya petani menanam kedelai ini dapat mencukupi minimal untuk kebutuhan Kaltim. Sebenarnya, untuk membuat tahu dan tempe kedelai lokal lebih baik dan rasanya lebih enak daripada kedelai impor,” ujarnya. (yul/hmsprov)
 
Berita Terkait
Government Public Relation