Antisipasi Krisis Cabe di Musim Kemaru
SAMARINDA – Dalam upaya mengembangkan tanaman cabe sekaligus antisipasi terhadap lonjakan harga yang tidak terkendali saat musim kemarau, Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kaltim menggalakkan Gerakan Tanam Cabe Musim Kemarau (GTCM).
“Bayangkan kalau sudah musim kemarau harga cabe melonjak naik. Kami antisipasi kondisi ini dengan melakukan GTCM di Kaltim. Kondisi tanah maupun cuaca di daerah kita sangat cocok,” kata Kepala Distan dan Hortikultura Kaltim H Ibrahim, Senin (15/12).
Karena musim atau perubahan cuaca yang tidak menentu di daerah menurut Ibrahim, tidak berpengaruh terhadap tanaman cabe. Musim hujan maupun kemarau di daerah Kaltim tidak sama dengan daerah lain khususnya Pulau Jawa.
Sebab, musim di luar Kaltim dapat diperkirakan bahkan berlangsung dalam waktu yang lama. Misalnya, musim kemarau di Pulau Jawa mampu berlangsung hingga berbulan-bulan dan dapat diperkirakan kapan saja terjadinya.
Disaat terjadinya musim kemarau ataupun musim penghujan di Pulau Jawa tentu akan sangat berpengaruh terhadap harga-harga komoditi pangan. Diantaranya, bawang maupun cabe yang merupakan primadona dari sekian banyak tanaman pangan yang harganya mudah melonjak.
Khusus cabe, ujar Ibrahim menjelang akhir tahun atau perkiraan antara Juni hingga Desember biasanya terjadi kekeringan atau musim kemarau di Pulau Jawa maka secara otomatis akan memicu kenaikan harga yang tinggi untuk komoditi ini, termasuk bawang.
“Saat ini harga cabe mampu menembus diatas Rp50 ribu bahkan mencapai Rp80 ribu perkilogram. Padahal, harga normal hanya kisaran Rp25 ribu hingga Rp30 ribu perkilogram. Apalagi menjelang perayaan hari besar keagamaan pasti terjadi kenaikan,” sebut Ibrahim.
Dijelaskan, dalam pengembangan kegiatan GTCM, selaku instansi teknis pemerintah daerah melibatkan berbagai pihak. Diantaranya, masyarakat melalui organisasi kepemudaan dan wanita serta para ibu rumah tangga.
“Sebelumnya kita sudah melakukan gerakan tanam cabe dengan melibatkan tim penggerak PKK. Cabe merupakan jenis komoditas yang mudah ditanam terlebih para ibu rumah tangga dengan memanfaatkan pekarangan rumah,” kata Ibrahim.
Ibrahim menambahkan melalui GTCM diharapkan mampu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap komoditas yang harus didatangkan dari luar Kaltim, sekaligus upaya menekan lonjakan harga yang mampu menyumbang tingkat inflasi tinggi.(yans/sul/es/hmsprov).
////FOTO : Kaltim berupaya mengembangkan budidaya tanaman cabe untuk mengantisipasi melonjaknya harga komuditi tersebut saat musim kemarau dan pasokan berkurang.(Ist)
22 Januari 2015 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
19 Mei 2022 Jam 19:26:56
Pertanian dan Ketahanan Pangan
15 Juli 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
05 Maret 2016 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
31 Mei 2022 Jam 08:49:08
Pertanian dan Ketahanan Pangan
27 September 2023 Jam 16:41:53
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:38:35
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
27 September 2023 Jam 16:34:52
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:29:55
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:26:49
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
09 Mei 2022 Jam 20:45:41
Gubernur Kaltim
11 Februari 2018 Jam 19:44:52
Insfrakstuktur
14 November 2019 Jam 22:41:48
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
18 Juli 2022 Jam 21:59:43
Wisata Unggulan
20 Februari 2015 Jam 00:00:00
Kepemudaan dan Olahraga