SAMARINDA - Program Rice Estate dan Food Estate di Kaltim hingga kini terus berjalan sesuai rencana. Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim setiap bulan selalu melakukan pertemuan untuk memonitoring pelaksanaan program ini.
Demikian dikatakan Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim, H Ibrahim yang membeberkan hasil laporan bulanan Food and Rice Estate di Kaltim, Senin (23/9).
“Program Food and Rice Estate sebagai lumbung pangan nasional telah berjalan sesuai rencana. Perkembangannya dimonitor setiap bulan. Ada beberapa investor bidang pertanian yang siap dan telah mengantongi ijin untuk mengembangkan produk serta peningkatan produksinya,” ujarnya.
Dijelaskannya, data terakhir dari luas lahan di seluruh Kaltim mencapai 255.739,37 hektar (ha). Padahal Gubernur Kaltim Dr Awang Faroek Ishak menyanggupi untuk menyediakan 200 ribu ha di seluruh Kaltim sebagai bukti keseriusan Kaltim menjadi lumbung pangan bagi Indonesia
Diakui Ibrahim, dari luas lahan tersebut memang masih ada masalah ketidakjelasan status lahan seperti yang terjadi di Kabupaten Kutai Barat seluas 71.000, apakah masuk dalam Kawasan Budidaya Kehutanan atau Kawasan Budidaya Non Kehutanan bahkan kemungkinan masuk dalam Areal Penggunaan Lain (APL).
Luas lahan yang tersedia untuk program ini secara keseluruhan mencapai 255.739,37 hektar dan ijin bagi investor yang telah keluar sejumlah 13.485 ha. atau 5,27 persen.
“Namun kita optimis tim yang bekerja dan pemerintah kabupaten dapat menyelesaikan permasalahan tersebut dan tidak mengubah rencana ini. Jika melihat luas lahan yang tersedia, kita optimistis target 200 ribu hektar terlampaui,” ujar Ibrahim.
Begitupun untuk perijinan, beberapa investor telah mengantongi, sebut saja PT Solaria telah mengantongi ijin seluas 1.200 ha dan 400 ha untuk PT Bosowa di Kabupaten Berau. Sedangkan di Bulungan ijin keluar untuk investor PT NAM seluas 1.980 ha, 3.000 ha untuk PT SHS, seluas 1.073 ha untuk PT Subur Cahaya Abadi dan 850 ha untuk PT Synergi Natural Resources.
Diterangkan Ibrahim, bahwa program food and rice estate ini telah berjalan di kawasan Tanjung Bukka, Kabupaten Bulungan. Bahkan produktivitas padi yang di produksi PT NAM mencapai 5,2 ton Gabah Kering Giling (GKG) per hektar. Selain itu keberhasilan lainnya telah terlihat dengan ditandai panen raya oleh Gubernur Awang Faroek beberapa waktu lalu.
“Kita berharap, dengan pencetakan sawah, pengembangan tanaman pangan dan budidaya tanaman lainnya, Kaltim akan mampu menjadi lumbung pangan nasional disamping Kaltim mampu memiliki kedaulatan dan ketahanan pangan sendiri,” harapnya. (yul/hmsprov)
///FOTO : Gubernur Kaltim DR H Awang Faroek Ishak (bercaping) bersama Pimpinan PT NAM Aliyu (kiri) saat melakukan panen padi di kawasan Tanjung Buka sebagai lokasi pengembangan Rice and Food Esate.(dok/humasprov kaltim)
11 September 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 Mei 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
02 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
12 Juli 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
04 Juli 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
15 Februari 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
22 September 2023 Jam 17:03:23
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 17:01:11
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:56:55
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:53:17
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:49:24
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
17 Januari 2017 Jam 00:00:00
Pembangunan
16 Januari 2017 Jam 00:00:00
Perencanaan Pembangunan
25 Oktober 2013 Jam 00:00:00
Kesehatan
20 Mei 2020 Jam 08:11:47
Administrasi Pembangunan