SAMARINDA - Kaltim tidak dapat menggantungkan diri terus dengan Migas dan batubara. Kaltim perlu menggali potensi ekonomi unggulan baru dengan mendorong peningkatan nilai tambah melalui pembangunan kawasan-kawasan industri dengan pendekatan klaster industri.
"Kaltim sebagai provinsi yang kaya dengan potensi Sumber Daya Alam (SDA) harus mampu menopang percepatan pembangunan yang muaranya untuk mensejahterakan masyarakat serta untuk membesarkan bangsa Indonesia," kata Sekretaris Provinsi Kaltim Ir H Rusmadi. Rabu (1/2).
Ditambahkan, untuk mengolah potensi unggulan yang ada perlu dilakukan terobosan, menciptakan karya dan inovasi-inovasi baru yang dapat mendukung bangkitnya perekonomian masyarakat, utamanya dalam hal menarik penanaman investasi baik dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun investasi asing (PMA).
"Termasuk bagaimana mengembangkan sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di lingkungan masyarakat yang didukung SDM unggul dan berkualitas, agar mampu bertahan dan berkompetisi terhadap krisis dan persaingan ekonomi global," ujarnya.
Menurut dia, dengan sejumlah potensi yang ada, Kaltim terus berusaha menggerakkan iklim investasi yang lebih baik sehingga mampu menyerap masuknya modal dalam negeri dan investasi asing sebanyak mungkin. Pengembangan klaster industri di beberapa daerah menjadi peluang investasi yang bisa dipromosikan kepada penanam modal baik dari luar maupun dalam negeri.
"Pengembangan klaster industri ini menjadi fokus kita ke depan guna membenahi pengelolaan SDA. Artinya, kita akan terus melakukan hilirisasi industri dengan berbagai nilai tambah, sehingga kita tidak sekadar menjual dan mengekspor komoditas ekstraktif atau primer," jelasnya.
Klaster industri yang dimaksud, yakni klaster industri berbasis migas dan kondensat di Bontang, serta klaster industri berbasis pertanian dan oleochemical di Kutai Timur. Kedua klaster industri tersebut sedang berjalan, khusus di Bontang sudah beroperasi, bahkan di Kutai Timur, yakni Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimatan.
"Ini merupakan kesempatan kita untuk mengembangkan keunggulan komparatif yang ada menjadi keunggulan kompetitif, yakni melalui produk-produk turunan dari bahan baku baik dari SDA ataupun kelapa sawit yang selama ini diekspor dalam bentuk mentah," paparnya. (mar/sul/humasprov)
20 Juli 2013 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
16 September 2021 Jam 07:43:03
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
13 September 2014 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
17 Maret 2023 Jam 10:24:44
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
18 November 2016 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
20 November 2020 Jam 08:17:55
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
03 Juni 2023 Jam 17:53:53
Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:26:57
Wakil Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:25:15
Kaltim Berduka
03 Juni 2023 Jam 11:22:53
Wakil Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:21:06
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
03 Agustus 2018 Jam 08:58:43
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
07 Desember 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
24 Januari 2017 Jam 00:00:00
Prestasi
26 Januari 2013 Jam 00:00:00
Kependudukan dan Catatan Sipil
14 Juni 2017 Jam 09:01:25
Pembangunan