Kaltim Jadi Sumber Pertumbuhan Baru Buah-buahan
SAMBOJA - Potensi buah naga di wilayah Samboja, Kutai Kartanegara mendapat apresiasi dan respon positif dari pemerintah pusat maupun swasta. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) Kaltim usai mendampingi kunjungan kerja Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim, di lokasi petani buah naga Samboja, Kamis (5/12).
Menurut Ibrahim, Dirjen Hortikultura berharap Kaltim menjadi sumber pertumbuhan baru buah-buahan di Indonesia. Karena, dengan potensi lahan pertanian yang sangat luas, pengembangan buah naga di Kaltim, khususnya Samboja memiliki keunggulan dari daerah lain, yakni pertumbuhannya tidak mengenal musim seperti di Jawa, baik musim kemarau maupun musim hujan tetap produktif.
"Pak Dirjen juga membawa beberapa perusahaan yang memang kaitannya dengan keperluan buah-buahan, termasuk buah naga dan jeruk. Ini sekaligus untuk membuka jaringan bisnis antara pengusaha dengan petani, yang diharapkan dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani," jelas Ibrahim.
Setelah melihat potensi buah naga dan berdialog dengan petani, ujar Ibrahim, didapati sejumlah permasalahan yang seringkali dihadapi petani buah naga di Samboja. Diantaranya, terkait permintaan pengiriman buah naga yang tidak tetap. Sedangkan keinginan petani, jumlah permintaan bisa tetap dan rutin. Selain itu, yang menjadi keluhan petani adalah masalah distribusi.
"Petani mencari biaya yang tidak mahal, karena selama ini pengiriman menggunakan pesawat. Kita akan jajaki distribusi melalui transportasi laut dengan menyiapkan kontainer berpendingin, disamping juga memperbaiki kemasan agar buah naga yang dikirim dapat terjaga kesegaran maupun bentuknya," ujarnya.
Selain itu, lanjut dia, sesuai arahan Dirjen Hortikultura, petani buah naga yang selama ini bernaung dibawah Asosiasi Petani Buah Naga diharapkan dapat membentuk koperasi yang berbadan hukum guna memperkokoh manajemn distribusi. Tentunya dapat menekan biaya distribusi yang tinggi. Permasalahan lainnya, yakni masalah angkutan dari kebun ke pinggir jalan poros, termasuk masalah harga.
"Untuk masalah jalan angkutan itu terkait jalan akses dan sesuai arahan Pak Dirjen, pihak swasta maupun BUMN bisa membantu untuk membangun jalan usaha tani. Disamping juga dari instansi terkait di pemerintah daerah. Untuk masalah harga, kita sudah membangun sub terminal agribisnis (STA). Jadi hasil panen buah naga bisa masuk ke STA dulu, kemudian di grading, setelah itu baru dijual sesuai gradenya," urai Ibrahim.
Pada kesempatan itu juga hadir Kepala Dinas Pertanian kabupaten/kota se-Kaltim dan Kaltara. (her/sul/hmsprov)
22 Agustus 2014 Jam 00:00:00
Perkebunan
01 Juni 2013 Jam 00:00:00
Perkebunan
21 Maret 2019 Jam 11:00:20
Perkebunan
09 Desember 2019 Jam 08:53:47
Perkebunan
03 September 2019 Jam 17:44:15
Perkebunan
30 Juni 2014 Jam 00:00:00
Perkebunan
13 Agustus 2022 Jam 19:29:24
Gubernur Kaltim
13 Agustus 2022 Jam 19:26:49
Gubernur Kaltim
12 Agustus 2022 Jam 19:23:54
Gubernur Kaltim
11 Agustus 2022 Jam 19:20:41
Wakil Gubernur Kaltim
11 Agustus 2022 Jam 19:17:44
Wakil Gubernur Kaltim
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
06 Maret 2013 Jam 00:00:00
Pertanahan
07 Maret 2020 Jam 21:31:25
Kehutanan
04 Februari 2018 Jam 19:12:15
Sosialisasi Masyarakat
26 September 2013 Jam 00:00:00
Kesehatan