Kalimantan Timur
Kaltim, Jangan Terpengaruh Krisis Pangan Dunia

Foto Yuvita Indrasari / Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Kalimantan Timur

SAMARINDA - Pascapandemi Covid-19 yang melanda sejak 2019 dan saat ini masih melanda berbagai negara, ternyata mulai memunculkan permasalahan baru.

 

Dimana tidak sedikit negara saat ini mulai menghadapi krisis ekonomi, energi bahkan pangan, selain terjadi pergolakan antarnegara.

 

"Tapi Indonesia bahkan Kaltim tidak boleh terpengaruh akan masalah itu," kata Wakil Gubernur Kalimantan Timur H Hadi Mulyadi saat Dialog Jaga Pangan di Balikpapan, pekan lalu.

 

Khususnya isu krisis pangan dunia lanjutnya, jangan sampai mengganggu kerja sektor pertanian di Kaltim.

 

Orang nomor dua Benua Etam ini pun menegaskan Kaltim hingga saat ini masih mampu berproduksi dan produktivitas tanaman pangan juga subsektor pertanian lainnya bisa dihasilkan.

 

"Tahun ini saja, Kaltim ada lahan sekitar 64 ribu hektare yang mampu menghasilkan 232,4 ribu ton gabah kering giling," sebutnya.

 

"Ini artinya belum surplus, tapi cukup memenuhi kebutuhan lokal," sambungnya.

 

Namun demikian tambahnya, Kaltim tetap harus melakukan langkah dan upaya antisipasi untuk kebutuhan lainnya, seperti mencukupi kebutuhan warga di Ibu Kota Nusantara (IKN) ke depannya.

 

"Karena itu, kawasan food estate sekitar 10 ribu hektare lebih akan segera kita wujudkan dan dukungan pusat sangat diperlukan," ungkapnya.

 

Kawasan food estate yang dimaksud meliputi tiga wilayah, yakni Kabupaten Kutai Kartanegara, Penajam Paser Utara dan Paser.

 

Selain padi (beras) ungkap mantan legislator Karang Paci dan Senayan ini, beragam jenis tanaman pangan dan hortikuktura juga masih dihasilkan Kaltim.

 

"Memang pengelolaannya belum maksimal, tapi kita sudah memilikinya. Tinggal bagaimana komitmen kita semua untuk pengembangannya," pungkasnya.(yans/sul/adpimprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation