SAMARINDA – Banyaknya kegiatan usaha pada berbagai kawasan di kabupaten/kota bahkan mengarah pada penelantaran lahan, sehingga mengakibatkan banyaknya lahan kritis yang apabila dibiarkan akan menjadikan sumber bencana bagi daerah yang merugikan masyarakat.
Karena itu, Dinas Perkebunan (Disbun) Kaltim melalui program/kegiatan pembangunan perkebunan berkelanjutan berencana mengembangkan perkebunan kelapa sawit pada lahan-lahan kritis dan telantar.
“Rencana optimalisasi lahan-lahan kritis di Kaltim didasari keinginan mengembangkan perkebunan berkelanjutan dan ramah lingkungan dengan tidak menebang pohon untuk membuka lahan baru,” kata Kepala Disbun Kaltim Etnawati didampingi Kepala Bidang Pengembangan Bambang Fajrul Fallah.
Program ini menurut Etna, dilaksanakan sebagai antisipasi kerusakan lingkungan. Misalnya, bagaimana membuka lahan baru tetapi tidak lagi pada areal hutan produktif. Melainkan memanfaatkan lahan-lahan yang memang sudah kritis dan telantar.
Sebab tidak dipungkiri beberapa persen penyebab kerusakan lingkungan memang diakibatkan pengembangan usaha sektor perkebunan kelapa sawit akibat pembukaan lahan. Apalagi, harus membuka lahan dengan membakar kawasan hutan.
Pada dasarnya pembangunan atau pengembangan perkebunan kelapa sawit harus berkelanjutan dan ramah lingkungan. Sehingga kegiatan perkebunan tidak semakin menambah kerusakan lingkungan sebaliknya mengurangi lahan-lahan kritis dan telantar.
Selain itu, Disbun akan mengembangkan perkebunan kelapa sawit pada lahan di sisi kanan dan kiri sepanjang jalan Samarinda-Bontang. Program ini sudah dilaksanakan bahkan melebihi target yang ditetapkan karena keinginan masyarakat melakukan penanaman cukup tinggi.
“Sesuai dengan rencana strategis SKPD , dikembangkan program perkebunan kelapa sawit di tepi jalan Samarinda-Bontang. Dari target 7.200 hektare, hingga kini sudah mencapai 7.225 hektare,” jelasnya.
Sementara itu pelaksanaan Renstra Perkebunan Sejuta Hektare Sawit Kaltim ditarget dan optimis pada Mei atau Juni tahun ini sudah bisa tercapai. Mengingat, berdasarkan laporan setiap daerah realisasinya sudah mencapai 972 ribu hektare.
“Capain hingga saat ini saja sudah menggembirakan. Sebab program itu wacananya sejak 2004 dengan target capaian pada 2018. Namun, RPJMD Kaltim 2009-2013 ditingkatkan dengan target mampu diwujudkan pada tahun ini,” ungkap Etnawati.(yans/hmsprov).
03 Februari 2017 Jam 00:00:00
Perkebunan
08 April 2018 Jam 19:50:49
Perkebunan
09 Oktober 2019 Jam 20:05:32
Perkebunan
15 Juli 2021 Jam 22:43:29
Perkebunan
21 Mei 2019 Jam 08:35:05
Perkebunan
01 April 2013 Jam 00:00:00
Perkebunan
21 Juni 2022 Jam 22:03:32
Informasi dan Komunikasi
21 Juni 2022 Jam 21:59:00
Gubernur Kaltim
21 Juni 2022 Jam 21:55:43
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
21 Juni 2022 Jam 21:52:04
Informasi dan Komunikasi
21 Juni 2022 Jam 21:36:40
Gubernur Kaltim
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
28 Maret 2022 Jam 21:15:58
Informasi dan Komunikasi
18 Juni 2022 Jam 20:39:37
Gubernur Kaltim
11 April 2020 Jam 09:54:05
Berita Acara
07 Januari 2019 Jam 18:29:36
Sosial
19 September 2019 Jam 23:04:16
Lingkungan Hidup