Kaltim Lakukan Pembangunan Inklusif
SAMARINDA – Gubernur Dr H Awang Faroek Ishak menegaskan Pemerintah Provinsi Kaltim telah berkomitmen untuk melaksanakan pembangunan inklusif atau pembangunan yang meliputi segala bidang terutama pembangunan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).
Pembangunan inklusif tersebut diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan dasar atau hajat hidup orang banyak. Khususnya, pembangunan di sektor pendidikan, kesehatan dan kependudukan serta ekonomi.
Menurut dia, pembangunan inklusif lebih terfokuskan untuk mengatasi ketertinggalan Kaltim dengan daerah lainnya di Indonesia melalui prioritas pembangunan sektor pendidikan dan kesehatan serta ekonomi.
Apalagi, Kaltim dikenal sebagai provinsi yang luas bahkan dianugerahi kekayaan sumber daya alam yang berlimpah. Namun belum dikelola secara optimal khususnya untuk meningkatkan kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami masih banyak tertinggal jika dibandingkan Jawa. Sebab itu, pengelolaan sumber daya alam kita harus memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan daerah dan kesejahteraan masyarakat,” ujar Awang Faroek.
Dijelaskan, Kaltim dengan 10 kabupaten dan kota termasuk Kaltara dengan lima kabupaten dan kotanya yang baru saja dimekarkan dan menjadi provinsi ke-34 masih memiliki kawasan pedalaman, terpencil dan tertinggal serta perbatasan dan pulau-pulau pesisir.
Sehingga diperlukan upaya maksimal dari seluruh stakeholders (pemangku kepentingan) terkait di tingkat daerah baik provinsi maupun kabupaten serta pusat melalui lintas lembaga/kementerian.
Namun, Pemprov Kaltim melalui tiga program prioritas pembangunan daerah telah mengagendakan pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia, infrastruktur dan ekonomi dengan pembangunan pertanian dalam arti luas.
Mewujudkan kualitas SDM mandiri dan berdaya saing diperlukan pengembangan pendidikan merata baik pendidikan formal (sekolah) maupun informal (luar sekolah) termasuk pendidikan agama dalam membentuk sumber daya manusia berkualitas dengan akhlak mulia.
Selain itu, transformasi ekonomi merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah bagi perekonomian Kaltim. Ekonomi yang berkerakyatan agar tercipta ekonomi partisipatif yang memberikan akses secara adil dan merata bagi masyarakat.
“Kami terus berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mewujudkan daya saing yang tinggi dari daerah lain di Indonesia. Terbukti daya saing Kaltim dari 33 provinsi berada peringkat ketiga setelah DKI Jakarta dan Jawa Timur,” jelas Awang.
Untuk macro economic stability (stabilitas ekonomi makro) Kaltim menduduki peringkat keempat setelah DKI Jakarta, Jawa Timur dan Jawa Barat. Sedangkan untuk quality of life (kualitas hidup) Kaltim berada di posisi keempat setelah DKI Jakarta, Yogyakarta dan Riau.
Sementara kemampuan untuk pembangunan di bidang infrastruktur dan ketenagakerjaan berada diperingkat kedua setelah Riau. Kemajuan tersebut merupakan hasil penelitian dan kajian para peneliti dari Lee Kuan Yew School of Public Policy National University of Singapore. (yans/sul/es/hmsprov)
02 Oktober 2019 Jam 09:12:08
Pembangunan
19 Desember 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
09 Oktober 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
04 Oktober 2018 Jam 20:54:12
Pembangunan
30 Desember 2019 Jam 12:20:03
Pembangunan
12 Juni 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
03 Juni 2023 Jam 17:53:53
Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:26:57
Wakil Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:25:15
Kaltim Berduka
03 Juni 2023 Jam 11:22:53
Wakil Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:21:06
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
11 Agustus 2016 Jam 00:00:00
Pendidikan
14 Maret 2023 Jam 16:38:53
Kepemudaan dan Olahraga
23 Juni 2019 Jam 08:30:29
Perkebunan
25 Februari 2016 Jam 00:00:00
Investasi
14 Desember 2016 Jam 00:00:00
Pembangunan