Kunjungan Dubes RI untuk Ukraina
SAMARINDA–Pemprov Kaltim saat ini terus berupaya meningkatkan pembangunan ekonomi dan perdagangan serta mempercepat pembangunan infrastruktur dan sektor strategis lainnya dalam rangka menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manusia, barang dan jasa, sekaligus sebagai urat nadi dan penunjang kehidupan ekonomi, termasuk sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan.
“Kerjasama Kaltim dengan negara-negara Eropa khususnya Ukraina, Georgia dan Armenia sementara ini belum maksimal, karena itu kerjasama ekonomi yang ada harus ditindaklanjuti,” kata Asisten Administrasi Umum Setprov Kaltim Dr Meiliana saat menerima kunjungan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) RI untuk Ukraina merangkap Georgia dan Armenia, Nining Suningsih Rochadiat, di ruang rapat Gubernur Kaltim, Senin (13/10).
Menurut dia, ada sejumlah potensi di Kaltim maupun Ukraina yang dapat dijadikan peluang kerjasama antara kedua belah pihak. Diantaranya kerjasama sektor pendidikan, khususnya pendidikan tinggi yang bisa ditindaklanjuti oleh Universitas Mulawarman dengan perguruan tinggi di Ukraina.
Kerjasama ini, sebut dia, tentu saja dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kaltim, sesuai dengan Visi Kaltim Maju 2018. Selanjutnya, potensi lainnya yakni pada sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) terutama untuk produk kerajinan tangan (handcraft) yang memiliki peluang besar untuk dipasarkan di negara eropa, khususnya Ukraina, Georgia dan Armenia.
“Peluang-peluang tersebut akan terus kita tindaklanjuti untuk lebih membuka peluang kerjasama yang lebih baik lagi antara negara eropa dengan Kaltim. Selain juga kita terus mempromosikan peluang investasi di Kaltim khususnya pada sektor infrastruktur dan pengembangan industri hilir batu bara (bonds stream) yang saat ini dikembangkan di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Maloy Batuta Trans Kalimantan Economic Zone,” urainya.
Sementara itu, Dubes LBBP RI untuk Ukraina merangkap Georgia dan Armenia Nining Suningsih Rochadiat mengatakan kerjasama antara negara eropa khususnya Ukraina, Georgia dan Armenia saat ini sudah terjalin dengan baik. Meskipun saat ini Ukraina masih terbelit krisis politik, namun tidak mempengaruhi hubungan kerjasama antara kedua belah pihak.
Terkait Kaltim, ujar dia, dengan potensi sumber daya alam (SDA) yang dimiliki khususnya batu bara dan gas, yang sangat dibutuhkan untuk kebutuhan energi di Ukraina. Sehingga, melalui pertemuan kali ini, bisa ditindaklanjuti dengan pertemuan yang lebih intens guna membahas hubungan kerjasama.
“Ukraina juga ingin membeli batu bara atau LNG (liquid natural gas) dari Indonesia, khususnya Kaltim. Pertemuan ini adalah upaya untuk menjembatani upaya-upaya tersebut, tentunya juga guna membangun kerjasama antara kedua belah pihak. Potensi kerjasama di sektor lainnya juga akan kita tindaklanjuti, seperti di sektor pendidikan dan UMKM,” ujarnya.
Selain melakukan pertemuan dengan Pemprov Kaltim, Dubes LBBP RI untuk Ukraina merangkap Georgia dan Armenia juga melakukan kunjungan ke Kampung Tenun Sarung Samarinda di Kelurahan Masjid Samarinda Seberang dan kunjungan ke Universitas Mulawarman Samarinda. (her/sul/hmsprov)
27 Agustus 2014 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
03 Januari 2021 Jam 08:30:05
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
28 Desember 2017 Jam 09:22:45
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
06 Maret 2015 Jam 00:00:00
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
12 Maret 2018 Jam 09:52:43
Ekonomi dan Pendapatan Daerah
31 Mei 2023 Jam 09:36:35
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
31 Mei 2023 Jam 09:33:40
Ibu Kota Negara
29 Mei 2023 Jam 19:18:24
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 19:15:40
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
28 Agustus 2022 Jam 22:39:40
Gubernur Kaltim
26 Februari 2022 Jam 11:36:13
Agama
12 November 2019 Jam 09:33:54
Politik
07 September 2019 Jam 20:38:27
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak