SAMARINDA-Keberadaan tenaga penyuluh sangat penting dalam upaya mendukung mewujudkan ketahananan pangan di Kaltim, khususnya bagaimana dalam menyediakan pangan yang berbasis kepada kemandirian.
Kepala Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura Pemprov Kaltim Ir H Ibrahim menjelaskan, persoalannya tenaga penyuluh pertanian sering dilupakan, padahal meraka adalah ujung tombak dilapangan yang penting, karena memiliki tiga fungsi yaitu sebagai fasilitator, mediator dan fungsi sebagai pemberdayaan para petani.
"Untuk menanggulangi tenaga penyuluh di kabupaten/kota yang memang masih kekurangan tenaga penyuluh, seperti baru-baru ini telah telah melapas tenaga penyuluh untuk Kabupaten Mahakam Ulu sebayanyak 50 orang, yang sebelumnya mengikuti pelatihan di balai pengebangan SDM pertanin," kara Ibrahim di sela acara Beseprah, Jumat (14/9) lalu.
Ibrahim mengakui sekarang ini tenaga penyuluh pertanian di Kaltim sat ini masih kurang, yang saat ini baru 600 orang, yang terdiri penyulu THL, penyuluh swadaya (petani yang berpengalaman) untuk membina kelompok-kelompok petani yang ada didaerah masing-masing.
"Saat ini jumlah tenaga penyuluh pertanian di Kaltim khususnya untuk penyuluh PNS dan tenaga harian lepas atau tenaga bantu untuk kegiatan pertanian, kemudian tenaga penyuluh swadaya yang memang tercatat dan terdaftar sebagai tenaga penyuluh kurang lebih 600 orang, padahal di Kaltim mempunyai desa sebanyak 1.020 desa, jadi kalau dibandingkan satu desa satu tenaga penyuluh itu artinya
Kaltim masih kekurangan dan hal ini tentu menjadi kendala yang secepatnya harus dilakukan solusinya," paparnya. Ditambahkan, penyuluh pertanian itu memiliki katagori yaitu tingkat pemula, tingkat madya dan ahli, yang masih banyak sekarang ini yaitu tingkat madya ke bawah.
Sementara penyuluh tingkat ahli masih sangat sedikit bahkan tidak semua kabupaten/kota memilikinya. Dan yang benar-benar bagus itu adalah tenaga penyuluh tingkat madya dan ahli, termasuk yang direkrut sebagai tenaga honor atau tenaga pembantu.
"Tenaga penyuluh yang banyak adalah tingkat madya ke bawah, yang termasuk yang direkrut tenaga honor atau tenaga pembantu sementara pengetahuan dan kealiannya masih sangat kurang."Ini tentunya menjadi perhatian, apabila kita ingin benar-benar untuk mewujudkan kemandirian pangan bisa dilakukan," kata Ibrahim.(mar/sul/ ri humasprov kaltim)
16 Mei 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
30 Mei 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
17 Desember 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
12 Februari 2018 Jam 19:15:18
Pertanian dan Ketahanan Pangan
26 November 2019 Jam 11:25:50
Pertanian dan Ketahanan Pangan
01 November 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
22 September 2023 Jam 17:03:23
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 17:01:11
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:56:55
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:53:17
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:49:24
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
28 Oktober 2014 Jam 00:00:00
Pemerintahan
29 Januari 2018 Jam 18:59:22
Pembangunan
10 Januari 2015 Jam 00:00:00
Pemerintahan
17 Oktober 2016 Jam 00:00:00
Kesehatan
20 April 2020 Jam 17:29:16
Berita Foto