Kaltim Perlu Pabrik Pembuatan Tapioka Skala Besar
SAMARINDA – Singkong Gajah (manihot esculenta) menjadi salah satu komoditas pertanian di Kaltim yang sedang dikembangkan bersama dengan padi, jagung, kedelai, sapi dan ikan, guna mencapai swasembada pangan dan mewujudkan kemandirian dan ketahanan pangan.
Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (Dispertan) Kaltim H Ibrahim mengungkapkan salah satu produk turunan Singkong Gajah, yakni tepung tapioka menjadi bahan baku utama dalam industri pakan ternak terutama untuk pembuatan protein lysin.
“Kita sudah mengunjungi PT Cheil Jedang, salah satu perusahaan (penanaman modal asing) di Pasuruan yang bergerak di bidang pembuatan protein lysin untuk pakan ternak yang salah satu bahan bakunya adalah tepung tapioka. Mereka memerlukan sekitar 6.000 ton/bulan. Sedangkan selama ini mereka impor tapioka, karena di Indonesia belum bisa memenuhi atau hanya sekitar 30 persen saja. Ini peluang kita,” ungkap Ibrahim, Ahad (26/10).
Menurut dia, dalam kunjungan kerja ke perusahaan tersebut, sudah ada kesepakatan antara Dispertan Kaltim bersama Dispertan kabupaten yang ikut serta dalam kunjungan dengan jajaran PT Cheil Jedang (Mr Kim dan Mr Lim). Yakni, jika memang ada tapioka dari Kaltim yang memenuhi persayaratan maka akan diambil.
Karena, lanjut dia, saat ini di Indonesia baru dari Lampung dan Jawa Timur yang bisa memenuhi sekitar 30 persen permintaan tapioka yang sesuai persyaratan dan kualitas untuk PT Cheil Jedang.
“Itulah yang dijajaki kemarin. Budidaya dalam skala besar sudah kita lakukan, tidak seperti daerah lain di Indonesia yang belum begitu besar. Sekarang tinggal bagaimana mesin pembuat tapioka skala besar itu ada di Kaltim. Kita perlu kepedulian pengusaha lokal Kaltim untuk membangun perusahaan tapioka, sehingga Singkong Gajah yang ada di Kaltim bisa diolah menjadi produk unggul dan berdaya saing,” jelasnya.
Selain itu, ujar dia, untuk mempercepat pembangunan pertanian modern berbasis mekanisasi di Kaltim, Dispertan juga telah menyambangi PT Futata di Gresik, yakni perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan mesin panen dalam rangka melihat mesin panen yang telah dipakai banyak daerah di Indonesia.
Mesin panen ini, sebut Ibrahim, memiliki beberapa keunggulan, diantaranya bisa untuk mengolah tanah dan panen padi yang hasil panennya bisa langsung masuk di dalam karung.
“Dalam APBD 2015 kita lakukan revisi dan semoga bisa disetujui, yakni pembelian hand tractor akan diubah menjadi pembelian mesin panen dengan harga Rp88 juta/unit. Beberapa Dispertan dari kabupaten yang ikut serta, juga menyatakan minatnya, yakni Berau dan Penajam Paser Utara,” sebut Ibrahim. (her/sul/hmsprov)
20 Oktober 2016 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
28 Juni 2022 Jam 07:43:04
Pertanian dan Ketahanan Pangan
10 Maret 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
04 Desember 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
15 April 2018 Jam 21:53:03
Pertanian dan Ketahanan Pangan
03 Agustus 2020 Jam 17:28:08
Pertanian dan Ketahanan Pangan
31 Januari 2023 Jam 22:28:31
Sumber Daya Manusia
30 Januari 2023 Jam 22:26:01
Informasi dan Komunikasi
30 Januari 2023 Jam 22:23:44
Info Reformasi Birokrasi
30 Januari 2023 Jam 22:17:36
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
02 November 2019 Jam 09:30:33
Event
01 Oktober 2019 Jam 19:15:52
Perencanaan Kegiatan
13 Oktober 2021 Jam 22:18:07
Pemerintahan
12 Mei 2014 Jam 00:00:00
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
27 November 2015 Jam 00:00:00
Perencanaan Pembangunan