Kalimantan Timur
Kaltim Pioner Pengembangan Poros Maritim Indonesia

Kaltim Pioner Pengembangan Poros Maritim Indonesia

 

SAMARINDA - Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia Dr Dedy H Sutisna melihat peluang besar Kaltim untuk menjadi pelopor pengembangan poros maritim Indonesia. Setidaknya ada dua modal besar yang menguatkan hal itu. Pertama, kawasan laut Kaltim yang sangat luas dan political will gubernur yang demikian kuat untuk memanfaatkan potensi besar Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II.

"Dengan dua modal penting yang kemudian mampu diimplementasikan dalam rencana strategis pembangunan daerah, maka saya memiliki keyakinan besar bahwa Kaltim akan menjadi pioner terciptanya poros maritim di Indonesia," yakin Dedy Sutisna saat menjadi salah pembicara dalam Rapat Kerja Pengembangan Sekitar ALKI II di Kantor Balitbangda Kaltim, Kamis (23/10).

Dedy menguraikan, semangat Gubernur Awang Faroek Ishak untuk membangun kawasan industri dan pelabuhan internasional (KIPI) Maloy di Kutai Timur dengan memanfaatkan potensi besar ALKI II, sejak 12 tahun lalu adalah modal yang sangat besar untuk secara sungguh-sungguh kemudian dapat dimanfaatkan.

Pemanfaatan potensi besar sumber daya laut Kaltim di sepanjang ALKI II yang menjadi rencana strategis gubernur menurutnya akan sejalan dengan visi Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membangun kembali kejayaan Indonesia sebagai negara maritim.

"Menurut saya, semangat besar Gubernur Awang Faroek Ishak untuk memanfaatkan potensi ALKI II, selaras dengan visi Presiden Jokowi untuk mengembalikan kejayaan Indonesia sebagai negara maritim. Tentu ini sangat baik untuk membangun Kaltim yang lebih baik ke depan dan tidak hanya mengandalkan kekuatan sumber daya di daratan," beber Dedy Sutisna.

Dedy menjelaskan, potensi sumber daya laut Indonesia sesungguhnya sangat besar. Jika dikalkulasi, potensi sumber daya laut Indonesia bahkan mencapai Rp3.000 triliun per tahun.

Jika dapat dikelola dengan baik, maka Indonesia dan provinsi-provinsi yang mampu memanfaatkan potensi sumber daya laut mereka, tidak akan mengalami kesulitan dalam pembiayaan pembangunan karena mereka bisa menerima pendapatan daerah yang sangat besar dari laut.

"Penting juga untuk diketahui, bahwa 90 persen angkutan barang dunia menggunakan jalur laut. 40 persen diantaranya melalui laut Indonesia. Ini adalah potensi yang juga harus mampu kita manfaatkan," ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Balitbangda Kaltim Prof Dwi Nugroho Hidayanto didampingi Kabid. Pemerintahan dan Aparatur Ir Noor Albarakati mengatakan, keyakinan Sekretaris Dewan Kelautan Indonesia Dedy Sutisna, bahwa Kaltim akan pioner poros maritim Indonesia, ibarat pepatah gayung bersambut.

"ALKI II sudah cukup lama kami bahas dan ternyata sejalan dengan rencana Presiden Joko Widodo untuk membangun poros maritim. Ini menegaskan betapa pentingnya kehadiran potensi kelautan untuk mendukung pembangunan ekonomi Indonesia dan termasuk Kaltim di dalamnya," kata Dwi Nugroho.

Dwi meyakinkan, bahwa Kaltim akan membantu pemerintah pusat sebagai provinsi yang memiliki potensi besar kemaritiman di kawasan timur Indonesia. "Tentu kita harus mampu memanfaatkan potensi besar sumber daya kelautan ini untuk sebesar-besarnya peningkatan kesejahteraan masyarakat," tegas Dwi.

Namun demikian lanjut Dwi, perlu ada forum bersama diantara provinsi-provinsi yang berpotensi menikmati manfaat dari ALKI II. Forum ini penting untuk menyatukan visi dan misi yang kemudian akan dilanjutkan dengan aksi nyata yang dikuatkan dengan prinsip-prinsip kesepahaman bersama.

"Ini akan menjadi pengungkit untuk percepatan pengembangan ALKI II," sambungnya.

Dalam waktu segera, Balitbangda akan segera melakukan kajian tentang neraca sumber daya kelautan yang kelak akan sangat berguna untuk menjadi salah satu pertimbangan penyusunan rencana pembangunan Kaltim dengan salah satu titik tekan pengembangan sumber daya kelautan.

Kabar baik lainnya, pemerintah pusat melalui Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) juga akan membangun Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kelautan (Puspiptekla) di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). (sul/hmsprov)

Foto : Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak di Maloy, Kutai Timur. Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasional Maloy dibangun salah satunya untuk memanfaatkan potensi besar ALKI II. (dok/humasprov)

 

Berita Terkait
Government Public Relation