Kalimantan Timur
Kaltim Siap Songsong Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015

Kembangkan Usaha Produktif Berbasis Keunggulan Lokal

 

SAMARINDA–Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengungkapkan berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik) Kaltim pertumbuhan ekonomi Kaltim berada pada urutan terbawah pada 2013.

Hal tersebut disebabkan sektor pertambangan dan penggalian yang memberikan kontribusi sebesar 42,91 persen terhadap PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Kaltim tumbuh negatif sebesar 0,23 persen dan sektor industri pengolahan dengan kontribusi 24,55 persen terhadap PDRB juga tumbuh negatif sebesar 3,93 persen.

Sejak 2008, ujar dia, Pemprov telah mengantisipasi hal tersebut dengan menyiapkan transformasi ekonomi dari yang selama ini berbasis pada sumber daya tak terbarukan ke arah sumber daya terbarukan. Hal itu dilakukan dengan mendorong agroindustri dan energi menjadi tulang punggung ekonomi Kaltim di masa mendatang.

“Salah satu target kinerja yang termuat dalam RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) adalah bagaimana upaya meningkatkan kontribusi industri olahan non migas terhadap PDRB dari Rp24 triliun pada 2013 menjadi Rp38,4 triliun di 2018,” ungkap Awang Faroek beberapa waktu lalu.

Menurut dia, isu perdagangan bebas ASEAN (ASEAN Economic Community) 2015 serta Asean China Free Trade Area (ACFTA) akan sangat mempengaruhi sektor perdagangan di Indonesia, termasuk Kaltim. Hal ini, lanjut dia, telah menjadi isu dan tantangan  yang menjadi latar belakang dalam penyusunan strategi dan kebijakan pembangunan sektor ekonomi dalam RPJMD Kaltim 2013-2018. 

Oleh karena itu, dalam arah kebijakan, strategi, program dan kegiatan yang telah diakomodasi dalam RPJMD dan Renstra (rencana strategis) SKPD juga diarahkan untuk mempersiapkan sektor perdagangan, pertanian dan pariwisata agar mampu bersaing dalam era perdagangan bebas tersebut.

“Program atau kegiatan yang dirancang pada intinya adalah untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk lokal melalui peningkatan kualitas dan promosi untuk menyaingi produk luar yang akan masuk ke Kaltim,” jelasnya.

Untuk itu, sebut dia, Pemprov Kaltim bersama kabupaten/kota juga terus berupaya mendorong sektor pengembangan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), terutama berkaitan dengan peningkatan daya saing regional dan global. Karena itu, Pemprov Kaltim telah dan tetap menempatkan sektor UMKM sebagai prioritas utama.

“Hal tersebut bukan hanya didorong banyaknya penduduk yang menggantungkan mata pencaharian pada sektor UMKM, yakni sekitar 835.307 orang, namun juga kemampuan UMKM beradaptasi dan bertahan terhadap perubahan global,” sebutnya.

Beberapa kegiatan yang dilakukan Pemprov Kaltim melalui SKPD terkait, diantaranya peningkatan kapasitas pelaku usaha, fasilitasi akses sumber permodalan, penguatan kelembagaan dan bantuan peralatan. Pemprov juga memfokuskan pembinaan yang diarahkan pada usaha produktif berbasis keunggulan lokal. (her/sul/es/hmsprov)

 

Berita Terkait
Government Public Relation