SAMARINDA - Pemerintah Provinsi Kaltim sangat berkomitmen memajukan penyelenggaraan penyuluhan dan sejak 2010 telah disalurkan Biaya Operasional Penyuluh (BOP) maupun subsidi bagi penyuluh yang nilianya mencapai Rp7 miliar pertahun.
“Peningkatan produksi pertanian dengan seluruh subsektor di dalamnya tidak terlepas dari peran penyuluh lapang pertanian. Pemprov Kaltim secara berkelanjutan memberikan dukungan bagi pengembangan sumber daya penyuluh melalui dukungan BOP dan subsidi/insentif mencapai Rp7 miliar pertahun,” kata Wakil Gubernur Farid Wadjdy, pekan lalu.
Menurut dia, walaupun penyuluh lapang pertanian merupakan pegawai Kementerian Pertanian, namun Pemprov tetap memberikan insentif bagi para penyuluh lapang pertanian yang tersebar di 14 kabupatan/kota masing-masing Rp750.000 perorang perbulan.
Disebutkan, Kaltim memiliki 855 penyuluh lapang pertanian untuk kegiatan penyuluh pertanian dan hortikultura, perkebunan, perikanan, peternakan serta petugas penyuluh bidang kehutanan.
Penyuluh merupakan ujung tombak pembangunan pertanian dalam arti luas yang berperan strategis terhadap pencapaian program pembangunan ketahanan, kedaulatan dan kemandirian pangan secara berkelanjutan.
Penyuluh pertanian yang berstatus Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) perlu dukungan berupa BOP maupun insentif serta sarana dan prasana pendukung kegiatan di lapangan.
Selain itu, Pemprov melalui BKPP terus melakukan pembinaan serta pelatihan bagi para penyuluh, khususnya guna meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta keterampilannya di lapangan sebagai mitra petani melalui pendidikan dan pelatihan.
“Tekad Pemprov untuk mewujudkan ketahanan dan kemandirian pangan dengan penguatan kapasitas dan kompetensi tenaga lapang terus ditingkatkan melalui Diklat, sehingga pelaku utama akan mampu meningkatkan produktifitas dengan keterlibatan penyuluh,” jelasnya.
Termasuk pembentukkan lembaga bagi para penyuluh di daerah hingga ke kecamatan bahkan tingkat pedesaan. Karena, Balai Penyuluh Pertanian (BPP) hingga saat ini jumlahnya masih terbatas, seiring dengan jumlah penyuluh lapang pertanian yang juga masih terbatas.
“Khusus mengenai penyuluhan, saya mengharapkan agar pusat, provinsi maupun kabupaten/kota bekerjasama dan koordinasi secara sistematis melakukan penataan terhadap kelembagaan, ketenagaan, penyelenggaraan, sarana dan prasarana serta pembiayaan penyuluhan di Kaltim,” harap Farid.(yans/hmsprov).
////Foto : Wakil Gubernur Farid Wadjdy didampingi Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura H Ibrahim (kiri) dan Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Iwan Mulyana (kanan) panen padi di Kelurahan Makroman, Samarinda.(yuliawan/humasprov kaltim)
26 April 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
12 Juli 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
20 Oktober 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
29 Maret 2018 Jam 20:05:44
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 Maret 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
12 November 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
22 September 2023 Jam 17:03:23
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 17:01:11
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:56:55
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:53:17
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:49:24
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
13 April 2020 Jam 12:42:30
Berita Foto
06 November 2019 Jam 23:31:51
Korpri
10 Mei 2018 Jam 21:40:22
Pembangunan
07 Juli 2020 Jam 22:11:39
Sosial
11 Februari 2022 Jam 21:33:55
Informasi dan Komunikasi