Kalimantan Timur
Kaltim Summit III Tahun 2018, Awang : Hasil Pembangunan Harus Dinikmati Rakyat

 

SAMARINDA – Kaltim Summit III yang digelar Pemerintah Provinsi Kaltim menjadi ruang untuk merumuskan program kerja dan inovasi baru yang konstruktif, sehingga dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan pembangunan di daerah. Karenanya, Gubernur Kaltim  Dr H Awang Faroek Ishak menegaskan hasil Kaltim Summit akan menjadi pegangan siapapun gubernur pengganti dirinya. Terpenting pembangunan hanya dengan satu tujuan, yakni untuk kesejahteraan rakyat. “Pembangunan yang kita lakukan ini bukan untuk siapa-siapa. Tetapi semata-mata untuk kemajuan dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan harus dinikmati rakyat,” katanya di Planery Hall Convention Hall Sempaja Samarinda, Kamis (15/2).

 

Menurut dia, para pemimpin baik gubernur maupun bupati dan walikota seharusnya sudah bangga dengan posisi (jabatan) yang dimilikinya. Sebab jabatan itu lanjutnya, merupakan amanah sekaligus tanda kepercayaan rakyat kepada seseorang agar memimpin dan bisa memperjuangkan kepentingan orang banyak. Dalam Visi Kaltim 2030 ujar Awang, sudah jelas apa saja program dan lengkah yang harus dilakukan pemimpin (gubernur) dalam memimpin Kaltim ke depannya. Terutama dalam mewujudkan kemajuan daerah dan kesejahteraan rakyat dengan mengoptimalkan potensi dan pemanfaatan kekayaan sumber daya alam Kaltim.

 

Selain itu, Kaltim Summit yang melahirkan rumusan bagaimana upaya dan komitmen bersama dalam  mencapai kebaikan bagi daerah dan masyarakatnya. “Jadi kepala daerah baik bupati maupun walikota terlebih gubernur ke depan harus memahami semangat dan amanah rakyat untuk kemajuan daerah dan kesejahteraan,” jelasnya.

 

Awang mengungkapkan forum Kaltim Summit hanya sebagai wadah untuk menyamakan persepsi agar pembangunan ke depan benar-benar terarah dan mencapai hasil yang maksimal. Diakuinya, hingga saat ini banyak kemajuan yang dicapai namun masih belum bisa mengatasi seluruh permasalahan pembangunan daerah. Diantaranya, pemenuhan sarana dan prasarana infrastruktur, peningkatan kualitas sumber daya manusia, pemenuhan pangan dan energi serta peningkatan kualitas lingkungan.

 

Masih dominannya peran SDA tidak dapat diperbaharui dalam perekonomian daerah, sehingga perlu segera diubah basisnya kepada SDA yang dapat diperbaharui. “Hal ini perlu dilakukan dalam rangka mewujudkan pembangunan daerah yang kompetitif dan berkelanjutan,” tegasnya.

 

Transformasi ekonomi menurut dia, telah menjadi cita-cita dan mimpi bersama rakyat Kaltim sebagaimana telah disepakati pada forum Kaltim Summit II tahun 2013.  Hal itu sejalan dengan rencana pembangunan jangka panjang daerah (RPJPD) Kaltim 2005-2025 untuk memperkuat struktur ekonomi yang berkerakyatan dan berkelanjutan. Bagi dia, agroindustri dan agribisnis diharapkan menjadi sektor andalan yang menggerakkan perekonomian di Kaltim menggantikan sektor pertambangan batu bara dan migas. 

 

Karenanya, Visi Kaltim 2030 telah dituangkan dalam kerangka strategi serta kebijakan yang dilaksanakan dalam pembangunan jangka menengah Kaltim. “Strategi yang ditempuh melakukan perubahan mendasar dalam merumuskan kebijakan ekonomi (pro-growth), sosial (pro-poor dan pro-job) dan lingkungan (pro-enviroment),” ungkap Awang Faroek. (yans/sul/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation