NUSA DUA – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kaltim, HM Aswin mengakui bahwa Kaltim telah menerapkan prinsip-prinsip keseimbangan dan keserasian lingkungan dalam pengembangan kepariwisataan.
Hal tersebut diungkapkan Aswin saat memberikan sambutan dalam Konferensi Internasional Tri Hita Karana atau pembangunan pariwisata berkelanjutan (Susitainable Tourism Development) 2013 yang merupakan bagian dari kegiatan Konferensi Tingkat Tinggi Negara-Negara Asia - Pacific Economic Cooperation Summit (KTT APEC) di Nusa Dua, Bali, pekan lalu.
“Prinsip-prinsip yang telah kita kembangkan adalah menjaga kelestarian budaya yang dimiliki, menjaga keindahan dan kelestarian lingkungan di obyek wisata serta mengajak masyarakat untuk mengelolanya. Sehingga, prinsip-prinsip manusia, lingkungan dan pencipta terus terjaga,” ujarnya didampingi oleh Kepala Bidang Usaha Jasa dan Sarana Pariiwisata, HM Rozaly.
Dalam konferensi ini, peserta dari berbagai negara diajak untuk membawa filosofi Tri Hita Karana dalam masyarakat Bali dalam pengembangan kepariwisataan. Tiga cara untuk meraih kebahagiaan melalui keseimbangan seseorang dengan alam dan Tuhan sebagai pencipta.
Dalam prinsip Tri HitaKarana, ujar Aswin juga sesuai dengan ajaran Islam yang menerapkan hubungan dengan sesama manusia (Habluminannas) dan hubungan dengan tuhan (Habluminallah).
Kaltim diundang dalam konferensi ini bersama dengan Kabupaten Bojonegoro dan dibuka oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu dan dihadiri oleh Pakar Lingkungan Hidup Emil Salim serta pembicara dari Amerika Serikat, Jerman dan Indonesia sebagai tuan rumah.
Aswin yang menjelaskan bahwa konferensi ini sebagai pendorong utama bagi pembangunan ekonomi kepariwisataan dan memperkuat pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan dalam meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Masyarakat yang dilibatkan diantaranya adalah kelompok-kelompok sadar wisata yang menjaga dan mengelola langsung obyek wisata yang ada di daerah masing-masing.
Negara barat, lanjutnya tidak saja menarik wisatawan ke negeri mereka tetapi juga mendorong masyarakatnya untuk mengunjungi negara-negara yang sangat memperhatikan keserasian lingkungan.
“Masyarakat dunia sangat menaruh perhatian pada pengelolaan lingkungan yang berkelanjutan, seperti kelestarian hutan. Bahkan, jika negara tujuan wisata tidak menerapkan prinsip kelestarian lingkungan, maka negara dapat melarang warga untuk bepergian,” ujarnya. (yul/hmsprov)
22 Mei 2015 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
16 Oktober 2018 Jam 18:40:47
Kebudayaan dan Pariwisata
23 Agustus 2016 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
17 Oktober 2016 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata
25 November 2019 Jam 21:24:42
Kebudayaan dan Pariwisata
19 Februari 2019 Jam 10:32:35
Kebudayaan dan Pariwisata
31 Mei 2023 Jam 09:36:35
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
31 Mei 2023 Jam 09:33:40
Ibu Kota Negara
29 Mei 2023 Jam 19:18:24
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 19:15:40
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
08 Maret 2016 Jam 00:00:00
Agama
22 April 2021 Jam 12:53:56
Berita Acara
22 Januari 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
22 Juni 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
29 Mei 2013 Jam 00:00:00
Komunikasi dan Informatika