SAMARINDA - Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim terus mengundang investor dalam dan luar negeri untuk menanamkan investasi pada pengembangan ubi kayu atau singkong di daerah ini. Selain investor, petani yang tergabung dalam kelompok dan masyarakat juga diajak untuk mengembangkan komoditi ini yang menjanjikan secara ekonomi.
"Kaltim memiliki ketersediaan lahan luas untuk pengembangan berbagai komoditi pertanian termasuk pengembangan ubi kayu. Untuk itu pengembangannya akan dilakukan di semua kabupaten/kota di Kaltim," kata Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kaltim, H Ibrahim, Rabu (17/7).
Ubi kayu atau singkong dapat diolah menjadi tepung tapioka, tepung singkong, tepung Mocaf, bahan bakar bioethanol, glukosa cair, glukosa kristal, maltosa murni, sorbitol cair dan kristal serta beberapa bahan kimia lainnya.
Diakui, ubi kayu saat ini sedang naik daun di seluruh Indonesia. Permintaan pasar internasional untuk produk ubi kayu dari Indonesia terus meningkat. Dipilihnya ubi kayu sebagai tanaman pangan produktif, karena ubi kayu mudah dikembangkan, minim serangan penyakit dan banyak produk turunan yang bisa dihasilkan.
Bentuk pengembangan yang dilakukan di Kaltim, ujar Ibrahim adalah memperkuat permodalan melalui perbankkan, meningkatkan nilai tambah ubi kayu, perluasan areal penanaman, penyediaan bibit unggul, membangun kerjasama dan kemitraan dengan pengusaha termasuk persoalan pemasaran dan membangun infrastruktur pendukung di wilayah pengembangan.
Lokasi pengembangan tahap awal ubi kayu di Kaltim dilakukan di Desa Siram Makmur Kecamatan Bongan, Kutai Barat seluas lahan 225 hektar dengan produksi 150 ton per hektar, di Desa Bumi Sejahtera Kecamatan Kaliorang, Kutai Timur dengan luas 1.112 hektar dengan produksi 100 ton per hektar.
"Sementara itu, di Kutai Kartanegara akan difokuskan khusus untuk pembibitan saja seluas 30 hektar yang dikembangkan oleh Kelompok Tani Mekar Jaya Abadi. Jumlah ini diharapkan dapat memenuhi sebagian kebutuhan bibit ubi kayu di Kaltim yang membutuhkan 10 ribu batang stek setiap hektarnya," jelasnya.
Beberapa investor dari dalam dan luar negeri telah menyatakan ketertarikannya pada pengembangan ubi kayu di Kaltim. Salah satunya adalah PT. Mayora yang berminat membangun pabrik di lahan 2 ribu hektar untuk memproduksi tepung tapioka. Sedangkan investor dari China tertarik untuk pengembangan ubi kayu seluas 5 ribu hektar dan investor Korea Selatan tertarik untuk pembelian ampas ubi kayu dengan kapasitas 5 ribu ton per bulannya.
'Kita optimistis pengembangan potensi ubi kayu ini akan menjadi pendamping pengembangan komoditas tanaman pangan padi, jagung dan kedelai. Saat ini permintaan terus meningkat dan harga terus membaik. Ini menjadi tanda bahwa ubi kayu telah naik daun karena prospek ekonominya menjanjikan," jelasnya. (yul/hmsprov).
28 Maret 2022 Jam 21:18:14
Investasi
26 November 2013 Jam 00:00:00
Investasi
13 Februari 2021 Jam 16:00:40
Investasi
27 Maret 2013 Jam 00:00:00
Investasi
24 Agustus 2013 Jam 00:00:00
Investasi
01 Maret 2014 Jam 00:00:00
Investasi
27 September 2023 Jam 16:41:53
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:38:35
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
27 September 2023 Jam 16:34:52
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:29:55
Gubernur Kaltim
27 September 2023 Jam 16:26:49
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
21 April 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan
10 Oktober 2018 Jam 18:05:01
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
11 Oktober 2022 Jam 06:43:57
Gubernur Kaltim
08 Januari 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
19 Juli 2018 Jam 20:46:49
Pemerintahan