Kalimantan Timur
Kaltim Waspadai Penyakit Hewan Menular Strategis

Kaltim Waspadai Penyakit  Hewan Menular Strategis

 

SAMARINDA – Walaupun Kaltim termasuk daerah bebas  penyakit hewan menular strategis seperti brucellosis yang mampu menyerang ruminansia besar, namun tetap perlu dilakukan berbagai upaya dan langkah antisipasi terhadap penyakit hewan menular lainnya.

Menurut Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Kaltim H Dadang Sudarya, sapi Brahman Cross yang datang dari Australia tidak membawa penyakit hewan menular berbahaya termasuk sapi Madura dan sapi jenis lainnya, selain Sapi Bali penyakit Jembrana.

"Penyakit jenis brucellosis kita sudah bebas dan Brahman Cross  Australia tidak ada termasuk jenis ruminansia besar lainnya, selain Sapi Bali karena penyakit Jembrana," kata Ddaang Sudarya saat membuka Rakor Penyakit Hewan Menular Strategis (zoonosis) di Disnak Kaltim, Selasa (26/10).

Namun demikian, masih ada penyakit hewan menular lainnya di Kaltim seperti rabies dan avian influenza (AI) untuk jenis hewan peliharaan dan unggas. Tetapi untuk jenis ruminansia besar tidak ada.

Dijelaskan Dadang, guna mengantisipasi penyakit hewan menular strategis itu maka pihak Disnak Kaltim bersama instansi yang membidangi fungsi peternakan dan kesehatan hewan di kabupaten dan kota merekrut para petani setempat untuk tenaga kesehatan hewan.

Khusus penyakit Jembrana bagi sapi Bali sudah dilakukan vaksin minimal dua kali setahun secraa rutin sehingga penyakit ini sudah tidak ada lagi di Kaltim. Namun tetap harus diantispasi  terutama daerah-daerah yang pernah terjadi kasus Jembrana.

Sedangkan untuk sapi Brahman Cross dari Australia tidak ada penyakit menular tetapi instansi teknis yang membidangi peternakan dan kesehatan hewan masih perlu melakukan langkah-langkah antisipasi agar tidak terjadi kasus penyakit hewan menular.

"Bukti keseriusan kita mengantisipasi penyakit hewan menular di daerah. Kami telah merekrut para petani peternak serta ketua poktan dan pendamping menjadi tenaga kesehatan hewan. Sebab jumlah SDM tenaga kesehatan masih kurang," ungkap Dadang Sudarya.

Sementara itu Kepala Bidang Kesehatan Hewan Edit Hendartie mengatakan rakor bertujuan untuk meningkatkan pengendalian dan mewaspadai adanya penularan penyakit hewan menular strategis di daerah.

"Rakor ini bagian dari dukungan terhadap program-program pembangunan peternakan di Kaltim. Terutama pembebasan penyakit AI, pembatasan penyakit rabies serta mempertahankan bebas brucellosis untuk wilayah Kaltim," ujar Edith Hendartie.

Selain itu, mendukung program gertak birahi inseminasi buatan (GBIB) serta gangguan reproduksi dan pembentukkan sentra peternakan rakyat. Dimana peran tenaga kesehatan hewan sangat penting  guna tercapainya target 2 juta sapi Kaltim yang dicanangkan Gubernur Awang Faroek Ishak. (yans/sul/hmsporv)

///Foto: Sapi jenis Brahman Cross yang datang dari.(johan/humasprov kaltim)

 

 

Berita Terkait