SAMARINDA.Kantor Gubernur di setiap provinsi memang menarik untuk dikunjungi. Tak terkecuali Kantor Gubernur Kaltim yang nampak anggun dengan dinding kaca kebiru-biruan. Lebih menarik lagi, karena di depan kantor mengalir Sungai Mahakam yang menjadi icon Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur.
Kantor Gubernur Kalimantan Timur yang pada zaman sebelum kemerdekaan merupakan rumah kediaman resmi Asisten Residen Belanda ini, terdiri dari tujuh lantai. Gedung ini memiliki fungsi tersendiri pada tiap lantainya. Mungkin belum banyak yang mengetahui, kantor yang dibangun pada tahun 1972 sewaktu Abdul Wahab Syahrani menjadi Gubernur Kaltim, dulunya beratap sirap. Alm. H. Oemar Dahlan, wartawan lima zaman, dalam tulisannya yang dimuat pada Majalah Violeta, 4 Oktober 1977 menyebutkan bahwa jika dilihat agak jauh, atapnya seperti kopiah yang menutupi kepala, atau dulu di kalangan masyarakat menyebutnya ‘Kopiah Lungkup.’
Bahkan belum banyak pula yang tahu bahwa dahulu di lantai paling atas gedung ini memiliki helipad yakni tempat landasan untuk helikopter. Namun kini, helipad sudah tidak ada lagi.
“Tidak pernah ada helikopter yang turun di sana (helipad),” tutur Sunaji, bagian teknik Biro Umum Sekretariat Daerah Provinsi (Setdaprov) Kaltim, saat diwawancarai pada Jumat (4/5).
Denah pembangunan kantor Gubernur Kaltim, terlihat Helipad di lantai paling atas (Sumber; Buku Pembangunan Gedung Gubernur KDH Tingkat I Kaltim 1984)
Laki-laki berambut perak tersebut telah bekerja di Kantor Gubernur Kaltim sejak 1982 lalu pada saat kepemimpinan Ery Soepardjan. Sejak awal bekerja, Sunaji memang sudah berkutat pada bagian teknik. Pada saat dia baru mulai bekerja, pembangunan atau renovasi kantor gubernur baru sampai lantai tiga.
“Pembangunan kantor gubernur dilaksanakan secara bertahap. Kalau tidak salah, empat tahun baru selesai,” kenang dia.
Sunaji mengingat, kala itu kantor gubernur hanya enam lantai dengan helipad pada bagian atasnya. Namun karena kurang memenuhi standar, salah satunya kurang luas, akibatnya tak pernah ada helikopter yang dilandaskan di sana. Helipad pernah direncanakan untuk penurunan anggota militer jika terjadi kondisi gawat darurat. Namun belum pernah pula dilakukan. Kemudian pada masa kepemimpinan Suwarna Abdul Fatah, helipad dibuat menjadi ruangan sebagai lantai tujuh.
“Kala itu, lantai tujuh dibuat untuk ruangan rapat,” ujar Sunaji.
Ruangan rapat di lantai tujuh tersebut kemudian difungsikan sebagai ruangan Panitia Besar Pekan Olahraga Nasional (PBPON) pada 2008 lalu. Namun hanya bersifat sementara. Akhirnya pada kepemimpinan Awang Faroek Ishak periode pertama, lantai tujuh dijadikan sebagai ruang kerja staf ahli gubernur.
“Di atas lantai tujuh juga masih ada ruangan lagi, yakni ruang mesin dan tempat air,” tutup dia. (Yuv/Ni/Tim-Humasprov)
07 Agustus 2022 Jam 22:11:30
PKK
07 Agustus 2022 Jam 22:05:22
Sumber Daya Manusia
07 Agustus 2022 Jam 21:58:01
PKK
07 Agustus 2022 Jam 21:57:37
Pertanian dan Ketahanan Pangan
07 Agustus 2022 Jam 21:52:15
Gubernur Kaltim
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
19 Desember 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan
26 Mei 2022 Jam 20:42:53
Pendidikan
26 September 2017 Jam 10:02:27
Siaran Pers
15 Juli 2020 Jam 22:10:10
Pendidikan
12 November 2021 Jam 09:23:39
Gubernur Kaltim