Kasus HIV/AIDS Terjadi Transisi Epidemologi
SAMARINDA – Dalam tiga tahun terakhir ini, kasus HIV/AIDS telah terjadi transisi epidemologi atau pergeseran penyebaran kasus. Karena, pada saat ini penderita HIV/AIDS terdiri dari ibu rumah tangga (IRT), ibu hamil dan bayi (anak-anak).
Kondisi itu dikemukakan Kepala Biro Sosial Setprov Kaltim H Syafrian Hasani saat mewakili Gubernur Kaltim pada Rapat Koordinasi Program Penanggulangan Masalah Kesehatan HIV-AIDS dan Penyakit Menular di Ruang Serbaguna Ruhui Rahayu, Kamis (6/11).
“Kurun waktu sepuluh tahun lalu kasus HIV/AIDS banyak diderita para pekerja seks komersial, pengguna narkoba jarum suntik serta kaum gay. Tapi tiga tahun terakhir ini terjadi pergeseran kasus ke IRT, ibu hamil dan bayi,” jelas Syafrian Hasani.
Misalnya, sampai Oktober ini pengidap HIV dan AIDS yang positif IRT sekitar 466 orang (23,5 persen) serta ditemukan 22 orang ibu hamil yang positif HIV dan AIDS bahkan telah melahirkan bayinya.
Data Dinas Kesehatan Kaltim hingga saat ini menyebutkan telah ditemukan sebanyak 3.758 pengidap HIV dan sekitar 1.150 orang diantaranya telah menjadi penderita AIDS bahkan 451 orang telah meninggal.
Terdata pula pegawai swasta sebanyak 980 orang (49,3 persen) dan pengangguran 265 orang (13,8 persen).
Disamping itu, PNS (pegawai negeri sipil) sebanyak 36 orang (1,8 persen), pelajar ada 15 orang (0,8 persen), mahasiswa ada 11 orang (0,6 persen), TNI/Polri 10 orang (0,8 persen), WPS (wanita pekerja seks) 144 orang (7,3 persen) serta ABK 10 orang (0,5 persen).
“Keperihatinan kita adalah semakin banyak ditemukan pada kelompok masyarakat yang semula termasuk resiko rendah (IRT, ibu hamil dan anak-anak), namun sekarang justru dianggap sebagai kelompok masyarakat yang beresiko tinggi,” katanya.
Menurut dia, lebih dari dua dekade Pemprov Kaltim bersama kabupaten dan kota serta stakeholders (pemangku kepentingan) terkait di daerah terus berjuang melawan HIV/AIDS termasuk penyakit menular lainnya.
”Dalam tiga tahun terakhir ini sejak 2010 telah banyak kemajuan yang kita capai dalam penanggulangan HIV/AIDS, Tuberkulosis (TB) dan malaria. Saat ini, makin banyak layanan kesehatan dasar yang telah membuka tes dan konseling HIV/AIDS,” ungkapnya.
Selain itu, semakin banyak rumah sakit yang siap melayani pengobatan dan perawatan AIDS juga perawatan dan pengobatan TB dengan obat jangka pendek yang telah disediakan pemerintah secara cuma-cuma.
Di bidang program penanggulangan HIV/AIDs sejak 2010 hingga 2013 hanya satu indikator yang memenuhi target yaitu penurunan prevalensi HIV yang semulanya 0,2 persen turun menjadi 0,12 persen.
”Sedangkan indikator lainnya yaitu persentase penduduk berusia 15-24 tahun yang mempunyai pengetahuan komprehensif tentang HIV rata rata baru tercapai 17 persen dari target minimal 85 persen,” sebut Syafrian. (yans/sul/hmsprov)
//Foto: Syafrian Hasani
09 Maret 2023 Jam 11:28:40
Kesehatan
14 Agustus 2013 Jam 00:00:00
Kesehatan
29 Juli 2019 Jam 22:00:00
Kesehatan
14 Juli 2020 Jam 22:27:15
Kesehatan
01 November 2018 Jam 19:39:16
Kesehatan
12 Juli 2018 Jam 19:40:43
Kesehatan
03 Juni 2023 Jam 11:26:57
Wakil Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:25:15
Kaltim Berduka
03 Juni 2023 Jam 11:22:53
Wakil Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:21:06
Wakil Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:17:43
PKK
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
17 Maret 2021 Jam 11:51:11
Kesehatan
12 April 2013 Jam 00:00:00
Penelitian dan Pengembangan Daerah
12 Februari 2022 Jam 20:29:06
Kegiatan Pemerintah
31 Agustus 2020 Jam 20:37:58
Berita Acara
25 April 2022 Jam 22:39:19
Informasi dan Komunikasi