Kalimantan Timur
Keadaan Cuaca Ekstrim Waspadai DBD

SAMARINDA - Seiring dengan cuaca ekstrim yang tidak menentu terkadang turun hujan sore hari, tentunya masyarakat harus waspada  penyakit Demam Berdarah Dengau (DBD) akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
:"Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kaltim hingga April 2013  masih belum mengkhawatirkan meskipun demikian  kita harus tetap mewaspadai penyebarannya,"kata Kabid Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kaltim, dr Achlia Dahlan, Rabu (24/4).
 Dijelaskan, salah satu cara pengendalian penyakit DBD yang paling efektif dengan  gerakan,Menutup,Menguras dan Menimbun (3M).
"Sasaran 3 M adalah tempat-tempat yang memungkinkan tergenangnya air bersih sebagai wahana berkembang biaknya  nyamuk tersebut," ungkapnya.
Tempat berkembang sarang nyamuk yang perlu diwaspadai, yakni pot bunga,ban bekas, dispenser juga Kulkas, baju-baju yang digantung, juga tanaman hias yang berpotensi menyimpan air.
"Pada April ini, curah hujan masih tinggi, karena itu warga diminta meningkatkan pola hidup bersih khususnya warga perjkotaan,"ujarnya.
Disamping itu, kepada warga maupun petugas Juru Pemantau Jentik (Jumantik) untuk terus melakukan kegiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) terutama saat kondisi cuaca ekstrim sekarang ini. Jika warga bahu-membahu untuk melaksanakan PSN sudah pasti jauh dari penyakit penyebaran DBD.
  Meskipun sudah ada petugas jumantik, kita sebaiknya jangan hanya mengandalkan mereka. Kita bisa berperan lebih aktif dengan melakukan pemantauan jentik sendiri. Kita bisa memantau bak kamar mandi, tempat penampungan air minum, got-got di sekitar rumah kita atau barangkali ada barang yang bisa menampung air dan berpotensi menjadi sarang nyamuk.
Selain itu, guna menghindari jatuhnya korban akibat keterlambatan perawatan karena terlambatnya diagnosa, dilakukan dengan mengunakan alat Rapid Diagnosis Test (RDT), untuk mempercepat diagnosa kasus infeksi dengue sehingga pasien segera ditangani tepat.
Alat kesehatan berupa RDT juga dibagikan ke daerah-daerah yang jauh dari rumah sakit atau pusat pelayanan kesehatan masyarakat. Alat ini bisa mendeteksi apakah warga positif terjangkit DBD atau tidak dengan cepat.
"Dengan alat ini, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan terhadap kasus DBD, sekaligus membantu tercapainya sasaran program pengendalian DBD," katanya.(sar/hmsprov).

Berita Terkait
Government Public Relation