SAMARINDA - Penghuni Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan (Rutan) 70 persen merupakan warga binaan kasus narkotika. Diharapkan ada kebijakan politik hukum nasional yang mengatur, sehingga pembinaan pecandu narkotika dapat ditangani dengan baik tanpa harus penuh sesak di lapas maupun rutan.
Kepala BNNP Kaltim Brigjen Pol Raja Haryono mengatakan kebijakan pemerintah tentang permasalahan tersebut mengarahkan agar pemakai atau pecandu ditempatkan direhabilitasi narkoba bukan dipidana. "Ternyata, kondisi tersebut hingga kini belum dirasakan dampaknya dapat mengurangi kelebihan kapasitas warga binaan di Lapas/Rutan di Kalimantan Timur. Karena itu, upaya penanggulangan peningkatan jumlah penghuni lapas/rutan tidak bisa dilakukan Kemenkumham sendiri. Upaya ini merupakan tanggung jawab bersama dan sangat bergantung pada kebijakan politik hukum nasional," kata Raja Haryono ketika menjadi nara sumber rapat koordinasi dan konsultasi antarpenegak hukum di Samarinda, Rabu (23/5).
Raja mengatakan, memang pecandu lebih efektif apabila diberikan terapi atau dimasukkan ke pusat rehabilitasi. Program ini pun telah disepakati oleh Ketua Mahkamah Agung, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Jaksa Agung, Kepala Polri, Kepala BNN dengan menerbitkan Peraturan Bersama tentang Penanganan Pecandu Narkotika dan Korban Penyalahgunaan Narkotika ke dalam Lembaga Rehabilitasi pada 11 April 2014.
Karena itu, kebijakan politik hukum nasional sangatlah diperlukan. Pasalnya, bisa lihat hampir semua produk undang-undang yang mengatur peri kehidupan berbangsa dan bernegara, berujung sangsi pidana penjara. Alhasil para aparat penegak hukum dengan bermodal regulasi yang ada, Kepolisian aktif melakukan penangkapan dan penahanan.
Demikian juga Kejaksaan menjadi sibuk menyusun penuntutan yang berujung Hakim di Pengadilan memberikan vonis berupa pidana penjara seberat-beratnya, dari pada pidana alternatif lain dengan dalih tuntutan masyarakat yang cenderung menghukum.
"Dampak itu, lapas/rutan akan selalu mengalami over kapasitas dari tahun ke tahun. Lalu sampai kapan Lapas/Rutan kita tidak over kapasitas. Makanya perlu kebijakan tersebut, sehingga permasalahan ini tidak menjadi beban pemerintah daerah," jelasnya.
Diharapkan pemerintahan dapat memberikan solusi terbaik dengan kebijakan politik hukum melalui diversi ataupun perbaikan sistem pemidanaan dengan memberikan pidana alternatif seperti pidana denda, pidana kerja sosial dan sebagainya. (jay/sul/humasprov)
18 Januari 2020 Jam 14:21:12
BNN
15 Juli 2018 Jam 19:48:31
BNN
17 Januari 2019 Jam 19:33:57
BNN
17 Juni 2019 Jam 17:59:03
BNN
18 Januari 2020 Jam 14:21:12
BNN
05 Juli 2020 Jam 21:00:48
BNN
13 Agustus 2022 Jam 19:29:24
Gubernur Kaltim
13 Agustus 2022 Jam 19:26:49
Gubernur Kaltim
12 Agustus 2022 Jam 19:23:54
Gubernur Kaltim
11 Agustus 2022 Jam 19:20:41
Wakil Gubernur Kaltim
11 Agustus 2022 Jam 19:17:44
Wakil Gubernur Kaltim
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
13 Maret 2013 Jam 00:00:00
Prestasi
16 Juni 2015 Jam 00:00:00
Pendidikan
19 Maret 2018 Jam 20:10:46
Kebudayaan dan Pariwisata
23 Mei 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
28 Desember 2016 Jam 00:00:00
Agama