Kelompok Wanita Tani Berperan Kembangkan Pangan Alternatif
SAMARINDA – Kelompok Wanita Tani (KWT) diarahkan agar mampu membangun usaha produktif skala rumah tangga dengan memanfaatkan hasil pertanian, terutama mengembangkan sumber pangan alternatif.
“Kegiatan maupun pembinaan KWT selain mengembangkan usaha pertanian, juga harus mampu menciptakan produk olahan maupun sumber pangan alternatif,” kata Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kaltim H Fuad Asaddin pada Sosialisasi Sumber Pangan Alternatif di Samarinda, Senin (5/10).
Menurut Fuad, Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati kedua terbesar dengan 77 spesies tanaman sumber karbohidrat jenis serelia. Diantaranya, jagung dan sorgum, hotong, jail atau jelay dan jawawut.
Termasuk ubi-ubian seperti singkong, ubi jalar, talas, sagu, ganyong, garut dan gembili maupun gadung. Pangan alternatif sumber karbohidrat itu tersedia dan tumbuh subur di seluruh wilayah Indonesia, tidak terkecuali di Kaltim.
Padahal, pangan alternatif yang tersedia dan tumbuh subur di berbagai daerah itu secara tradisional dikonsumsi sebagai pangan pokok maupun kudapan. Ketersediaan pangan lokal (alternatif) diupayakan mengikuti tren permintaan konsumen dan pasar (murah).
Namun demikian lanjut Fuad, singkong atau ubi kayu, ubi jalar, sukun, ganyong, talas, jawawut dan pisang tidak seperti sagu dan jagung. Karena jenis pangan lokal itu tidak dapat disimpan lama atau mudah rusak.
“Agar pemanfaatan lebih maksimal maka bahan pangan alternatif diolah ke dalam bentuk tepung-tepungan. Kemudian diproses menjadi produk berbentuk beras sesuai kekhususan lokal agar dimanfaatkan dalam penganekaragaman pangan,” jelas Fuad Asaddin.
Dia menambahkan proses pengolahan pangan lokal menjadi sumber karbohidrat alternatif tidak terlepas dari peran dan kemampuan para anggota KWT sesuai potensi pangan lokal yang dikembangkan di masing-masing wilayah kelompok tani.
Sementara itu Kepala Bidang Konsumsi dan Keamanan Pangan Erwin Dharmawan mengatakan sosialisasi bertujuan mengajak masyarakat khususnya KWT di Kaltim aktif berpartisipasi dalam upaya pengembangan, penyediaan dan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) dari pangan alternatif.
“KWT dapat berperan dalam percepatan penganekaragaman konsumsi pangan B2SA dengan bahan pangan lokal sebagai sumber karbohidrat alternatif. Sehingga, mampu menurunkan konsumsi kelompok padi-padian sekitar 1,5 persen per tahun,” ujar Erwin Dharmawan.
Sosialisasi sumber pangan alternatif diikuti KWT Mandiri Jaya Kelurahan Sambutan, KWT Srikandi Kelurahan Sindang Sari, KWT Magelang Sejahtera Kelurahan Simpang Pasir dan KWT Margi Lestari Kelurahan Bukuan. (yans/sul/es/hmsprov)
19 Mei 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
15 September 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
26 Agustus 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
09 Oktober 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
02 Maret 2019 Jam 07:33:45
Pembangunan
07 Oktober 2016 Jam 00:00:00
Pembangunan
03 Juni 2023 Jam 17:53:53
Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:26:57
Wakil Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:25:15
Kaltim Berduka
03 Juni 2023 Jam 11:22:53
Wakil Gubernur Kaltim
03 Juni 2023 Jam 11:21:06
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
02 April 2013 Jam 00:00:00
Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi
28 November 2014 Jam 00:00:00
Perkebunan
15 April 2018 Jam 21:45:32
Perdagangan
16 Juni 2019 Jam 00:42:35
Agama
13 Maret 2014 Jam 00:00:00
Hukum dan HAM