Kalimantan Timur
Kinerja Sektor Pertanian Semakin Positif
SAMARINDA–Pencapaian kinerja pertanian dalam arti luas di Kaltim dalam lima tahun masa kepemimpinan Gubernur Awang Faroek Ishak menunjukkan kemajuan yang cukup berarti. Baik dari segi produksi, target pencapaian maupun tingkat kesejahteraan petani dan masyarakat.
Demikian disampaikan Gubernur Kaltim saat penyampaian Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan di Gedung DPRD Kaltim, Kamis (15/8).
Dijelaskan, luas areal perkebunan secara keseluruhan yang meliputi tanaman kelapa sawit, karet, kakao, kelapa, lada dan aneka tanaman  dalam periode 2008 – 2012 mengalami peningkatan cukup signifikan yaitu rata-rata 17,65 persen per tahun.
“Khusus program satu juta hektar kelapa sawit yang dicanangkan Pemprov Kaltim sebagai salah satu program pro rakyat, hingga akhir Juni 2013  telah mencapai 1,02 juta hektar atau telah sesuai dengan target RPJMD 2009-2013,” ungkap Awang.
Produksi kelapa sawit meningkat tajam dari 1,6 juta ton Tandan Buah Segar (TBS) pada tahun 2008 atau setara 366.148 ton CPO menjadi 5,73 juta ton TBS pada tahun 2012 atau setara 1,03 juta ton CPO. Padahal target yang dipatok sebesar 4,5 juta ton.
Perkembangan perkebunan kelapa sawit juga diikuti dengan peningkatan pembangunan pabrik pengolahan kelapa sawit dan hingga tahun 2013 telah dibangun 60 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas keseluruhan 2.870 ton TBS/jam.
“Kaltim melalui PT. REA Kaltim Plantations menjadi best practice di Asia Tenggara untuk penyediaan energi listrik dengan menggunakan bahan baku gas methane yang berasal dari limbah cair pabrik kelapa sawit. Langkah ini akan diikuti oleh perkebunan kelapa sawit lainnya,” jelasnya.
Peningkatan yang lain juga terjadi pada produksi padi sawah, meski jumlahnya tidak terlalu besar. Pada 2008 capaian produksi sebesar 441.405 ton Gabah Kering Giling (GKG) terjadi peningkatan menjadi 454.793 ton GKG pada tahun 2013.
Dalam upaya mewujudkan swasembada beras, telah dilakukan pencetakan sawah baru pada tahun 2008 seluas 2.023 hektar, dan tahun 2013 menjadi 13.827 hektar tersebar di 10 kabupaten/kota. Selain itu juga dilakukan pendataan terhadap 50 kecamatan berpotensi lahan petanian untuk menunjang produktivitas padi dan bahan pangan lainnya.
Dalam upaya peningkatan produksi pertanian diperlukan tenaga penyuluh pertanian yang handal dan berkualitas. Jumlah penyuluh Pegawai Negeri Sipil tahun 2008 sebanyak 558 orang, dan pada tahun 2012 meningkat menjadi 876 orang. Sedangkan penyuluh dari Tenaga Harian Lepas sebanyak 338 orang. Jumlah penyuluh tersebut telah melakukan sertifikasi profesi penyuluh sampai dengan tahun 2012 sebanyak 774 orang.
Pada sub sektor peternakan juga mengalami pertumbuhan yang baik dari 101.176 ekor sapi di tahun 2009, meningkat menjadi 108.648 ekor pada tahun 2012 dan hingga akhir Juni 2013 tercatat sejumlah 116.797 ekor.
Populasi babi pada tahun 2009 adalah sebanyak 87.568 ekor, meningkat menjadi 88.154 ekor pada tahun 2012 dan hingga akhir Juni tahun 2013 menjadi 89.917 ekor. Demikian pula dengan populasi ayam buras, ayam petelur, ayam broiler/pedaging  dan itik meningkat dari tahun ke tahun.
“Untuk meningkatkan skala usaha peternakan dari usaha sambilan menjadi usaha pokok, digalakkanlah Program Kredit Ternak Sejahtera  melalui Bank Kaltim. Pada Tahun 2012, realisasi kredit ternak sejahtera yang disalurkan ke seluruh Kaltim  sebesar Rp 8 milyar, meningkat jika dibandingkan tahun 2010 yang hanya senilai Rp3,547 miliar,” ujarnya.
Dari sisi produksi perikanan Kaltim yang bersumber dari perikanan tangkap dan perikanan budidaya umum tahun 2009 sebesar 129.199,7 ton, dan pada tahun 2012 meningkat mencapai 398.323,4 ton. Peningkatan Produksi perikanan tersebut karena didukung keberadaan armada perikanan tangkap laut.
Data Badan Pusat Statistik (BPS) 2012 menunjukkan bahwa konsumsi ikan masyarakat Kaltim telah mencapai sekitar 58 kg per kapita per tahun. Ini merupakan konsumsi terbesar secara nasional.
“Kondisi ini akan terus dipacu terutama untuk konsumsi bagi anak-anak balita sebagai penunjang protein hewani bagi kecerdasan mereka,” ucapnya.
Pada situasi ketersediaan pangan ditunjukkan ketersediaan energi, protein dan lemak. Tingkat ketersediaan energi tahun 2008 sebesar 2.470 kilo kalori per kapita dan pada akhir tahun 2012 meningkat menjadi 2.492 kilo kalori per kapita.
Tingkat ketersediaan protein perkapita tahun 2008 sebesar 70,55 gram, dan pada akhir tahun 2012 meningkat menjadi 73,30 gram. Tingkat ketersediaan lemak perkapita tahun 2008 sebesar 46,97 gram, dan pada akhir tahun 2011 meningkat menjadi 69,72 gram.
“Angka ketersediaan energi dan protein Kaltim sudah melebihi standar nasional yaitu 2.200 kilo kalori per /kapita per hari dan standar untuk ketersediaan protein adalah 57 gram per kapita per hari. Ini menunjukkan tinggat kesejahteraan masyarakat lebih baik, karena mampu memenuhi kebutuhan gizinya” ujarnya. (yul/hmsprov)
 
Foto : Gubernur Awang Faroek mengunjungi para petani di areal persawahan mereka. Gubernur memiliki visi jauh ke depan bahwa masa depan Kaltim adalah pertanian dalam arti luas, bukan tambang batu bara atau migas. (dok/humasprov)
 

 

Berita Terkait
Government Public Relation