Kalimantan Timur
Klaster Industri Tingkatkan Nilai Ekonomi Produk Ekspor

Kinerja Pembangunan Sektor Perdagangan dan Industri Terus Meningkat

SAMARINDA–Kinerja pembangunan Kaltim di bidang perdagangan dan industri pada periode 2008-2013 dibawah kepemimpinan Gubernur Awang Faroek Ishak dan Wagub Farid Wadjdy terus mengalami peningkatan signifikan.
Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengatakan hal itu dapat dilihat dari indikator sektor perdagangan dan industri seperti ekspor. Pada 2012 ekspor Kaltim sebesar US$ 33,79 miliar (ekspor migas US$ 15,00 miliar dan non migas US$ 18,79 miliar) jika dibanding pada 2009 sebesar US$ 19,24 miliar.
Awang Faroek mengungkapkan Jepang merupakan tujuan utama ekspor Kaltim pada 2012 yang tertinggi mencapai US$ 9,39 miliar atau sebesar 27,79 persen dari total ekspor. Negara tujuan ekspor terbesar kedua adalah China termasuk Taiwan dengan nilai ekspor mencapai US$ 9,03 miliar atau 26,44 persen dan selanjutnya Korea Selatan dengan nilai ekspor US$ 5,16 miliar atau 15,26 persen.
“Nilai ekspor ketiga negara tersebut mencapai 69,49 persen dari total ekspor Kaltim,” ungkap Awang Faroek di Samarinda belum lama ini.
Sementara realisasi impor pada 2012 mencapai US$ 8,14 miliar yaitu dengan migas sebesar US$ 5,34 miliar dan non migas sebesar US$ 2,81 miliar. Impor Kaltim diantaranya berasal dari negara Azerbaizan senilai US$ 1,12 miliar (13,72 persen), Nigeria sebesar US$ 1,10 miliar atau (13,53 persen) dan Singapura US$ 1,01 miliar (12,46 persen).
“Dengan memperhatikan besaran ekspor impor, pada 2011 Kaltim mengalami surplus neraca perdagangan sebesar US$ 30,20 miliar dan pada 2012 juga mengalami surplus sebesar US$ 25,65 miliar,” kata Awang Faroek.
Untuk meningkatkan kinerja pembangunan di bidang perdagangan dan industri, serta dalam rangka meningkatkan nilai ekonomi suatu produk yang akan diekspor, Kaltim telah memiliki klaster industri berbasis gas dan kondensat yang terletak di kawasan industri Bontang dengan produk kimia berupa urea, amoniak, soda ash dan methanol.
“Sedang yang dalam proses penyelesaian proyek pembangunannya adalah amonium nitrat. Selain itu, telah dilakukan penambahan kapasitas produksi urea dengan pembangunan Pabrik Urea Unit 5 yang telah mencapai 30%. Kita ingin menjadi daerah penghasil urea terbesar di dunia,” pungkas Awang. (her/hmsprov)

Foto: Pembangunan di kawasan indsutri Kariangau Balikpapan.(dok/humasprov kaltim).


 

Berita Terkait
Government Public Relation