Kalimantan Timur
Kualitas Pendidikan Meningkat dan Mulai Merata

Pemprov Terus Berupaya Tingkatkan Kesejahteraan Guru

Guru merupakan ujung tombak bagi kesuksesan pendidikan. Karena sebagai tenaga pendidik, guru menjadi penentu baik buruknya kualitas pendidikan yang didapatkan anak didiknya di sekolah. Pemprov Kaltim melalui Dinas Pendidikan (Disdik) terus berupaya untuk meningkatkan kualifikasi dan kompetensi guru, tentu saja berpengaruh besar terhadap peningkatan kesejahteraan guru.

Pada 2013, jumlah tenaga pendidik (guru) di Kaltim untuk seluruh jenjang pendidikan dari tingkat TK, SD/MI, SMP/MTs, hingga SMA/MA/SMK sebanyak 67.391 guru. Pemprov terus berusaha meningkatkan kualifikasi guru, pada periode 2006-2013 tercatat ada 9.257 guru yang telah terkualifikasi melalui Disdik Kaltim.

Apabila diakumulasikan penyelenggaraan kualifikasi guru yang sumber dananya berasal dari pusat, provinsi, dan kabupaten/kota maka jumlah guru kualifikasi D4/S1 di Kaltim pada 2013 sebanyak 44.009 guru atau 65,30 persen.

Jika dibanding dengan tahun sebelumnya (2012), jumlah guru di Kaltim sebanyak 59.178 orang dan tercatat yang telah mengikuti kualifikasi guru melalui Disdik Kaltim pada 2012 sebanyak 8.260 guru.

Berdasarkan data tersebut, teridentifikasi sejumlah permasalahan yang menyebabkan belum terpenuhinya kuota untuk kualifikasi guru di Kaltim, antara lain, sulitnya perekrutan guru untuk mengikuti kegiatan kualifikasi guru.

Mengatasi masalah itu, Pemprov berkoordinasi dengan kabupaten/kota melakukan perekrutan tenaga honor guru dengan persyaratan minimal berijazah S1/D4. Kemudian secara  intensif juga dilakukan sosialisasi program pemerintah bahwa guru minimal harus sudah berkualifikasi S1/D4. Mengusulkan jumlah formasi sertifikasi guru agar bertambah setiap tahun sehingga guru termotivasi untuk melanjutkan ke jenjang S1/D4.

Pemprov juga memberikan beasiswa bagi guru SMA untuk meningkatkan kualifikasi menjadi S1/D4, melalui kerjasama dengan universitas atau sekolah tinggi yang terakreditasi untuk menyelenggarakan perkuliahan di kabupaten/kota dengan sistem yang diakui oleh Badan Akreditasi Perguruan Tinggi.

 

Insentif untuk Guru

Kesejahteraan guru juga mendapat perhatian serius Pemprov Kaltim. Terlebih melihat kondisi masih banyaknya guru honor di Kaltim yang menerima gaji di bawah upah minimum regional. Pemprov bersama kabupaten/kota se Kaltim telah membuat kesepakatan dengan kabupaten/kota untuk memberikan tambahan penghasilan (insentif) untuk guru.

Hal itu diwujudkan sejak 2009, dengan menaikkan insentif guru menjadi Rp1.000.000/bulan, atau bisa diatas jumlah tersebut disesuaikan dengan kondisi, kebutuhan dan kemampuan daerah kabupaten/kota. Dengan pembagian porsi 30 persen dan 70 persen  antara Pemprov dan kabupaten/kota, yakni Rp300.000 (pemprov) dan Rp700.000 (kabupaten/kota).

Bahkan diawal kepemimpinan Gubernur Awang Faroek Ishak periode kedua (2013-2018), ada rencana untuk meningkatkan jumlah insentif menjadi Rp1,5 juta/bulan, dengan porsi Rp600.000 (pemprov) dan Rp900.000 (kabupaten/kota). Rencana ini juga didukung oleh kabupaten/kota, karena bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan guru.

 

Peningkatan Kualitas Pendidikan

Terbukti dengan sejumlah program dan terobosan yang dilakukan Pemprov melalui Disdik Kaltim, peningkatan kualitas dan pemerataan pendidikan sudah mulai dirasakan di seluruh daerah di Kaltim.

Tidak hanya di wilayah perkotaan yang pendidikannya semakin maju, tetapi pendidikan di wilayah perbatasan, pedalaman dan daerah terpencil juga sudah bisa bersaing dengan pendidikan di perkotaan.

Terbukti dengan tingkat kelulusan untuk ujian nasional (UN) pada semua jenjang pendidikan di Kaltim dan Kaltara. Bahkan pada 2013 untuk jenjang SMA/SMK/MA, kabupaten, yakni Tana Tidung berhasil mencapai tingkat kelulusan 100 persen.

Demikian halnya di beberapa kabupaten yang memiliki wilayah perbatasan, pedalaman dan daerah terpencil, yakni Nunukan dengan tingkat kelulusan 98,47 persen, Kutai Barat (99,46 persen) dan Malinau (92,99 persen). Sedangkan untuk wilayah perkotaan, seperti Samarinda, tingkat kelulusannya 99,37 persen, Balikpapan (99,84 persen), Bontang (99,91 persen) dan Tarakan (99,95 persen).

Berdasarkan data tersebut, apa yang telah dilakukan Pemprov selama beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan pendidikan telah berjalan sesuai dengan yang ditargetkan. Sebagaimana diketahui, Gubernur Awang Faroek Ishak berkomitmen untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di Kaltim dan telah menetapkan tiga pilar untuk pengembangan pendidikan yang telah dijalankan sejak 2009.

Yaitu pemerataan dan perluasan akses pendidikan, peningkatan mutu, relevansi, dan daya saing, serta peningkatan tata kelola, akuntabilitas, dan citra publik. Selanjutnya, guna mendukung percepatan pengembangan kualitas SDM, selain tiga prioritas kebijakan tersebut, Kaltim juga mengimplementasikan tiga program unggulan, yakni program Cerdas, Merata, dan Prestasi Gemilang (Cemerlang).

Cerdas mempunyai makna terciptanya masyarakat Kaltim yang berakhlak mulia, cerdas, terampil dan berdaya saing tinggi. Konsep ini pada dasarnya memiliki arti luas dalam peningkatan mutu dan relevansi pendidikan. Implementasi dari konsep ini dituangkan dalam rencana sejumlah kegiatan yang berorientasi pada pengembangan sistem pendidikan, peningkatan mutu, dan relevansi pendidikan.

Merata, memiliki makna pendidikan yang berkeadilan, berpihak pada rakyat kecil, merata bagi seluruh masyarakat, dan bertujuan untuk menyejahterakan tenaga kependidikan.

Sedangkan Prestasi Gemilang memiliki arti yang lebih luas, yakni menghasilkan prestasi gemilang, mampu menjawab tantangan masa depan, sesuai dengan keperluan daerah, regional, nasional bahkan internasional. (heru renaldi/es/hmsprov).

Foto: Gubernur Kaltim, Dr H Awang Faroek Ishak (berpeci) bersama sejumlah guru di Kaltim, saat menghadiri Pringatan HUT PGRI, beberapa waktu lalu. (dok/humasprov)

 

Berita Terkait
Government Public Relation