Meraih predikat desa dan kelurahan terbaik secara Nasional tentu menjadi kebanggaan tersendiri bagi daerah. Guna mewujudkan itu Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (BPMPD) Kaltim, Senin (7/10) lalu melakukan kunjungan komparatif ke Desa Pilang Rejo, Kabupaten Demak dan Kelurahan Pandeyan, Kota Yogyakarta yang pada tahun ini mampu meraih juara satu Lomba Desa dan Kelurahan Tingkat Nasional.
Rombongan dipimpin Kepala BPMPD Kaltim Moh. Jauhar Efendi dengan menyertakan kepala desa dan lurah peraih empat besar Lomba Desa dan Kelurahan tingkat Provinsi Kaltim, Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kutai Kartanegara, Samarinda, Balikpapan, Nunukan dan Penajam Paser Utara (PPU).
Selain itu, turut Wakil Walikota Samarinda H Nusyirwan Ismail beserta istri Hj. Sri Lestari yang juga merupakan wakil ketua Tim Penggerak PKK Samarinda. Kehadiran orang nomor dua di Samarinda ini tentu sebagai dorongan bagi Kelurahan Loa Bahu Samarinda yang menjadi juara satu lomba kelurahan tingkat provinsi tahun 2013 yang akan mewakili Kaltim pada ajang serupa tingkat nasional tahun depan.
Sebelum menuju Desa Pilang Rejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak , rombongan melakukan pertemuan dengan jajaran Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (BPMD) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) di Semarang. Dalam pertemuan itu dibahas berbagai kondisi dan strategi serta kebijakan BPMD Jateng dalam upaya memberdayakan masyarakat pedesaan.
Kepala BPMPD Kaltim Moh. Jauhar Efendi dalam kesempatan itu mengatakan tujuan kunjungan ke Provinsi Jateng adalah untuk menggali informasi sekaligus melihat secara langsung Desa Pilang Rejo, Kecamatan Wonosalam, Kabupaten Demak yang pada tahun ini meraih penghargaan sebagai juara satu lomba desa tingkat nasional 2013.
“Kita ingin melihat potret Desa Pilang Rejo secara langsung serta hal-hal apa yang dilakukan sehingga desa ini bisa meraih predikat terbaik, yang bisa kita terapkan untuk persiapan lomba desa tahun depan,” kata Jauhar.
Kepala BPMD Jateng Tavip Supriyanto menuturkan, tantangan dalam upaya pemberdayaan masyarakat desa di Jateng cukup berat karena jumlah desa di wilayahnya cukup banyak dan angka kemiskinan yang tinggi.
“Salah satu isu strategis bidang pemberdayaan masyarakat di Jateng adalah relatif tingginya angka kemiskinan yang mencapai 14,6 persen,” kata Tavip.
Provinsi Jateng terdiri dari 29 kabupaten dan 6 kota dengan luas wilayah mencapai jumlah 33,295,95 km persegi dan jumlah penduduk sebanyak 38,8 juta jiwa yang sebagian besar menggantungkan mata pencarian pada sektor pertanian.
Selain angka kemiskinan yang relatif tinggi, hal lain yang menjadi isu strategis adalah rendahnya penguatan kelembagaan ekonomi masyarakat dalam menggerakkan perekonomian di desa.
Karena itu, Tavip mengaku bangga atas prestasi yang diraih Desa Pilang Rejo Kabupaten Demak yang berhasil mendapatkan predikat juara satu lomba desa terbaik tingkat nasional karena dinilai mampu menggerakkan ekonomi pedesaan melalui badan usaha milik desa.
Usai melakukan pertemuan dengan jajaran BPMD Jateng, rombongan melanjutkan perjalanan menuju Desa Pilang Rejo, Kecamatan Wonosalam, Demak. Desa ini berjarak sekitar 32 km dari kota Semarang atau memakan waktu sekitar setengah jam, terbilang cepat, karena akses menuju desa yang berpenduduk berjumlah 5.337 jiwa ini bagus, terletak di jalur Semarang – Demak.
Rombongan diterima dan disambut hangat oleh Kepala Desa (Kades) Pilang Rejo Tugiman beserta jajaran perangkat desa. Suguhan jambu air, belimbing, ubi dan kacang rebus terasa sangat cocok dengan cuaca panas saat itu. Jambu air merupakan salah satu varietas unggulan kabupaten Demak termasuk di Desa Pilangrejo,.
Rasanya sangat manis, semanis jambu air khas bulungan, hanya bentuknya agak berbeda. Bentuk jambu air bulungan agak bulat sementara jambu Demak yang diberi nama jambu air merah delima agak memanjang.
Kades Pilang Rejo Tugiman menjelaskan, keberhasilan desanya meraih juara satu lomba desa nasional, tidak semata-mata karena kepemimpinannya, tetapi berkat kerja keras semua perangkat desa dan partisipasi tinggi masyarakat Pilang Rejo dalam kegiatan-kegiatan pembangunan di desa mereka.
”Tanpa dukungan dan partisipasi masyarakat tidak mungkin keberhasilan ini dapat kami raih,” ujar Tugiman.
Pria yang pernah menjadi sopir truk dan angkutan ini menceritakan, kondisi Desa Pilang Rejo sangat jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Dulunya, desa itu termasuk desa tertinggal, angka pengangguran dan kemiskinan tinggi serta infrastruktur desanya minim, saat hujan jalan desa terendam banjir, tetapi saat musim panas mengalami kekeringan karena sumber air hanya mengandalkan sumur-sumur artesis yang kering saat musim panas datang.
“Jadi kondisi saat ini yang bapak ibu lihat, sangat jauh berbeda dengan kondisi empat tahun lalu,” kata Tugiman. Saat ini, di desa yang memiliki lima dukuh ini sudah dihubungkan dengan jalan cor bertulang sepanjang 17 km yang memudahkan masyarakat mengangkut hasil pertaniannya.
Tugiman juga berhasil menumbuhkan partisipasi warganya dalam meningkatkan perekonomian dan pembangunan desa. Tidak mengejutkan jika desa ini meraih predikat terbaik tingkat nasional, merujuk pada perkembangan perekonomian dan pembangunan desa.
Desa ini mendirikan badan usaha milik desa (BUMDes) di bidang pembuatan shuttle cock, konveksi dan peternakan sapi. Di bidang pertanian, desa ini mengembangkan perkebunan jambu dan belimbing yang mampu meningkatkan ekonomi masyarakatnya.
“Keberhasilan ini sebenarnya bukan karena saya semata, tetapi karena kerja keras dan partisipasi masyarakat yang tinggi dalam membangun desa ini,” kata Tugiman merendah.
Kepala Desa Balasiku Kecamatan Sebatik, Nunukan H Firman Latif yang ikut dalam rombongan mengatakan, kegiatan kunjungan komparatif ke desa berprestasi tingkat nasional sangat bermanfaat dan menambah wawasan tentang pengelolaan desa.
“Yah sangat bermanfaat, terutama membangun partisipasi warga untuk turut dalam pembangunan desanya,” ujarnya.
Dirinya juga mengucapkan terima kasih atas inisiatif BPMPD Kaltim dalam upaya peningkatan kapasitas aparatur pemerintahan desa di Kaltim dan Kaltara, termasuk peningkatan wawasan dalam kunjungan komparatif ke daerah lain yang lebih dulu mencapai sukses. (gie/hmsprov)
//Foto: KUNJUNGAN KOMPARATIF. Para Kades dan Lurah serta jajaran BPMPD Kaltim mendapat penjelasan tentang Desa Pilang Rejo. (soegi/humasprov kaltim).
14 Desember 2015 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
27 Mei 2013 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
14 September 2014 Jam 00:00:00
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
19 Juli 2018 Jam 20:39:07
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
23 November 2017 Jam 08:39:03
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
26 Januari 2021 Jam 14:19:57
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
29 November 2023 Jam 11:59:11
Gubernur Kaltim
29 November 2023 Jam 09:59:55
Gubernur Kaltim
28 November 2023 Jam 19:28:05
Gubernur Kaltim
28 November 2023 Jam 19:17:40
Gubernur Kaltim
28 November 2023 Jam 17:27:49
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Juni 2022 Jam 19:30:28
Informasi dan Komunikasi
15 April 2018 Jam 21:50:52
Pemerintahan
15 Juni 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan
15 Oktober 2018 Jam 19:06:51
Kebudayaan dan Pariwisata
03 Mei 2020 Jam 15:48:21
Penanggulangan Bencana
26 Mei 2020 Jam 19:56:06
Kesehatan