Kalimantan Timur
Laksanakan Pembangunan Dengan Pola PPP

 

SAMARINDA-Pemprov Kaltim dipastikan akan memaksimalkan pola kerjasama dengan pihak swasta dalam pelaksanaan pembangunan daerah. Ini sebagai upaya percepatan pencapaian sasaran pembangunan yang telah ditetapkan.

Gubernur Kaltim H Awang Faroek Ishak mengatakan membangun Kaltim tidak harus menggunakan APBD maupun APBN. Dengan pola kerjasama  Public Private Partnership (PPP)  bisa memanfaatkan potensi besar yang dimiliki Perusda dan  BUMD  dalam  menuntaskan berbagai proyek pembangunan yang direncanakan.

Menuurt Gubernur, Pola kerjasama pemerintah – swasta  melalui pola  Public Private Partnership  yang telah diterapkan Pemprov Kaltim selama ini diakui cukup berhasil mendorong percepatan pembangunan proyek strategis Kaltim. Sebagai contoh pembangunan Jalan Tol Balikpapan – Samarinda dan pembangunan Bandara  APT Pranoto Sungai Siring Samarinda. Bila pelaksanaan kegiatannya hanya mengandalkan APBD dipastikan progresnya tidak optimal

Apalagi Kaltim saat ini sedang mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan, Kawasan Industri Bontang dan Kawasan Industri Kariangau dan Buluminung, oleh karena  ketiga kawasan strategis tersebut benar-benar bisa dimanfaatkan oleh Perusda maupun BUMD.

"Pengusaha-pengusaha di Kaltim harus mampu dan memanfatkan peluang usaha di daerah, khususnya pada tiga kawasan strategis yang sekarang sedang dalam pembangunan dan pengembangan yaitu  Kawasan Ekonomi Khusus Maloy Batuta Trans Kalimantan, Kawasan Industri Bontang dan Kawasan Industri Kariangau dan Buluminung," kata Awang Faroek.

Menurut dia, dengan sejumlah potensi yang ada, Kaltim terus berusaha menggerakkan iklim investasi yang lebih baik sehingga mampu menyerap masuknya modal dalam negeri dan investasi asing sebanyak mungkin. Pengembangan klaster industri di beberapa daerah menjadi peluang investasi yang bisa dipromosikan kepada penanam modal baik dari luar maupun dalam negeri.

"Pengembangan klaster industri ini menjadi fokus kita kedepan guna membenahi pengelolaan SDA. Artinya, kita akan terus melakukan hilirisasi industri dengan berbagai nilai tambahnya, sehingga kita tidak sekedar menjual dan mengekspor komoditas ekstraktif atau primer, dan peluang tersebut harus bisa dimanfaatkan pera pengusaha di Kaltim," ujar Awang Faroek.(mar/humasprov)

Berita Terkait
Government Public Relation