Dari Kunjungan FKUB Kaltim ke Pontianak dan Singkawang
SENIN pekan lalu, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kaltim melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar). Forum yang beranggotakan wakil-wakil organisasi keagamaan di Kaltim tersebut ingin melihat lebih dekat, bagaimana kedamaian dibangun dengan sangat baik di provinsi yang sekitar 14 tahun silam menjadi sorotan dunia akibat konflik etnis yang mengerikan.
Banyak pelajaran dan hikmah yang diperoleh, hingga satu kesimpulan bahwa mencegah konflik itu jauh lebih baik dibanding mengobati ‘luka’ akibat konflik. Kehidupan masyarakat Kalbar saat ini, baik dalam hal ekonomi dan sosial maupun kehidupan beragama, menurut penjelasan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalbar, Husain D Mahmud, berjalan sangat baik, hingga tidak sedikitpun memberi kesan bahwa di provinsi ini pernah terjadi konflik etnis sangat mengerikan.
Husain Mahmud menguraikan, konflik beberapa tahun silam itu terjadi akibat persoalan yang sangat sepele. Latar belakang masalahnya cenderung berkaitan dengan urusan sosial ekonomi dan bukan persoalan agama.
"Pemicu konflik itu lebih banyak persoalan sosial dan ekonomi, bukan agama. Hanya saja, ketika muncul konflik, agama ikut diseret-seret. Alhamdulillah, dengan kesigapan dan kekompakan seluruh komponen FKUB serta melalui koordinasi yang baik bersama pihak-pihak terkait, riak-riak yang muncul, segera kami atasi," kata Husain Mahmud yang menerima rombongan FKUB Kaltim di aula Kanwil Kemenag Kalbar, Senin (21/4). Rombongan FKUB Kaltim juga disambut Ketua FKUB Provinsi Kalimantan Barat Dr H Wajidi Sayadi dan pengurus FKUB Kalbar lainnya.
Berbekal pengalaman pahit akibat konflik masa lalu, FKUB Kalbar segera mengambil langkah cepat untuk berpartisipasi mendorong terciptanya suasana kondusif di Kalbar. Program-program FKUB pun diperkokoh diantaranya dengan pembentukan FKUB dan sekretariat bersama di seluruh kabupaten dan kota.
Mereka lebih intensif menyelenggarakan dialog, seminar dan diskusi bersama para tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama dan tokoh adat untuk meningkatkan pemahaman tentang pentingnya hidup dalam suasana yang rukun dan damai.
Peta geografis rawan konflik pun dibuat untuk lebih mensinergikan program FKUB agar lebih tepat arah dan sasaran. Perencanaan itu juga dipadukan dengan kegiatan-kegiatan antisipatif yang dilaksanakan untuk mencegah kemungkinan terjadinya konflik.
"Kami terus menjalin komunikasi dan koordinasi dengan ormas-ormas keagamaan. Sehingga ketika terjadi riak sedikit, langsung rapat dan berusaha menemukan solusi agar konflik tidak meluas. Kami sangat bersyukur karena FKUB mampu menjadi pengayom untuk menyelesaikan masalah-masalah yang muncul," beber Husain Mahmud.
Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenag Kaltim, HM Kusasi yang bertindak sebagai pimpinan rombongan mengakui, FKUB Kaltim mendapat banyak pelajaran penting dari kunjungan mereka ke provinsi yang berbatasan dengan negara bagian Sarawak, Malaysia itu.
Diantaranya adalah langkah cepat FKUB Kalbar mendeteksi setiap kemungkinan konflik yang menyeret isu agama dan segera meredamnya agar tidak meluas menjadi konflik yang lebih parah.
"Ada banyak informasi penting kita peroleh yang akan coba kita aplikasikan di Kaltim. Tetapi mereka juga mendapat banyak masukan dari kita, salah satunya adalah bagaimana FKUB Kaltim mampu membangun hubungan harmonis dengan pemerintah, termasuk dalam dukungan pembiayaan,” kata Kusasi.
Menurut dia, kesadarana bersama dengan dukungan gubernur dan sejumlah pihak terkait, bahwa mencegah itu lebih baik, daripada harus mengobati. Mengobati luka itu perlu waktu dan tidak jarang pula meninggalkan bekas
Secara umum kunjungan ke Kota Pontianak dan Kabupaten Singkawang di Kalbar ini mendapat sambutan sangat baik anggota-anggota FKUB. Pdt. Rudi H Tumbel dari unsur Kristen misalnya mengatakan, dirinya merasakan keakraban dan suasana kekeluargaan yang sangat luar biasa dari seluruh anggota tim dalam kunjungan ini.
"Kebersamaan dan keakraban ini begitu indah. Makna kerukunan dan kedamaian ini, sudah semestinya bisa kita tularkan hingga ke akar rumput (masyarakat). Ini akan menjadi tugas dan tanggung jawab kita bersama di semua tingkatan, provinsi, kabupaten/kota, kecamatan, kelurahan dan desa hingga RT," kata Rudi, yang juga Ketua Persatuan Gereja Pentakosta Indonesia (PGPI) Kaltim itu.
Pendapat senada dilontarkan, Pastor Dr Moses Komela, wakil dari Keuskupan Agung Samarinda (Katholik). Dia melihat manfaat besar dari kunjungan kali ini. Dari sisi internal, suasana akrab yang terbangun sangat sejuk selama kunjungan memberi kekuatan tambahan bagi seluruh elemen FKUB untuk bekerja lebih baik lagi di masa-masa mendatang. Sisi berikutnya, bahwa kunjungan kali ini menambah wawasan FKUB Kaltim untuk mengambil langkah cepat mengatasi setiap konflik dan perpecahan.
"Kalau kita lebih akrab dan merasakan suasana kekeluargaan yang begitu besar, maka saya sangat yakin, seberat apapun masalah yang dihadapi akan lebih mudah kita atasi," ucap Pastor Moses.
Ungkapan sama dilontarkan Maslan Tanzi dari Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Kaltim dan Wakil Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kaltim, Drs I Putu Sukra. "Yang terpenting itu adalah silaturahmi dan mengambil banyak kebaikan dari kerukunan yang terbangun baik di Kalbar," ujar Maslan Tanzi.
Ketua Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (Matakin) Kaltim, Tundra Kosasih pun merasakan persaudaraan antar personal FKUB semakin kuat dan akrab. Menurutnya, dengan kebersamaan inilah, setiap anggota bisa saling mengenal dan saling mengisi satu sama lain demi Kaltim yang lebih baik. "Saya merasa seperti berada dalam satu keluarga besar. Ini sangat baik agar kita bisa saling mengisi," kata Tundra Kosasih.
Sementara itu, Ketua FKUB Kaltim H Asmuni Alie mengatakan, FKUB Kaltim mendapat manfaat besar dari kunjungan kali ini. Selain menambah wawasan setiap anggota, kebersamaan di internal FKUB pun terbangun semakin akrab.
"Saya sangat senang, karena kita mendapat banyak hikmah dan pelajaran dari kunjungan kita kali ini. Semoga bermanfaat dan tentu saja, kita semua akan selalu berusaha menyumbangkan yang terbaik bagi terciptanya kedamaian di Kaltim. Sebab dengan kedamaian itulah, maka kita bisa membangun manusia-manusia yang baik menuju kesejahteraan rakyat yang berkeadilan dan merata," tegas Asmuni Alie.
Kunjungan juga diikuti para ulama dan tokoh-tokoh agama, diantaranya Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kaltim Hamri Has. Rombongan juga melakukan kunjungan ke masjid bersejarah di Pontianak, yakni Masjid Sultan Syarif Abdurrahman Pontianak. Selain itu, rombongan juga menyaksikan Klenteng Tridarma Putra Singkawang yang letaknya tidak jauh dari Masjid Raya Singkawang. (samsul arifin/es/hmsprov).
///FOTO : Kepala Kanwil Kemenag Kaltim, HM Kusasi menyerahkan cendera mata kepada Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Kalbar, Husain D Mahmud.(samsul/humasprov)
22 Desember 2015 Jam 00:00:00
Agama
24 Juli 2014 Jam 00:00:00
Agama
04 Februari 2013 Jam 00:00:00
Agama
17 Mei 2018 Jam 19:18:54
Agama
08 Maret 2016 Jam 00:00:00
Agama
18 Juli 2014 Jam 00:00:00
Agama
22 September 2023 Jam 17:03:23
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 17:01:11
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:56:55
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:53:17
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:49:24
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
11 Juli 2014 Jam 00:00:00
Pemerintahan
20 Agustus 2013 Jam 00:00:00
Agama
23 April 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
22 Maret 2018 Jam 19:12:40
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa