Kalimantan Timur
Lokakarya dan Rapimnas Perhiptani, Isran : Penyuluh Harus Miliki Semangat Juang dan Inovasi

Gubernur Dr H Isran Noor saat memberi arahan Lokakarya dan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Perhiptani. (masdiansyah/humasprov)

JAKARTA - Penyuluh pertanian harus memiliki semangat juang, dinamis dan mampu berinovasi dalam menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi di sektor pertanian.

Demikian ditegaskan Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor, sekaligus Ketua Umum DPP Perhimpunan Penyuluh Pertanian Indonesia (Perhiptani) saat membuka dan memberi arahan pada Lokakarya dan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Perhiptani di Auditorium Gedung D Kementerian Pertanian Jakarta, Selasa (2/10). 

Menurut Isran yang baru dilantik Presiden Joko Widodo, Senin (1/10) kemarin, penyuluh sebagai pendamping para pelaku utama (petani/nelayan) harus mampu mencari solusi dalam menghadapi berbagai permasalahan serta memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri.

"Penyuluh selayaknya memiliki semangat juang yang kuat dan dinamis serta berinovasi sehingga mampu menjawab tantangan dan perubahan," katanya.

Kondisi dan kegiatan sektor pertanian saat ini lanjutnya, banyak menghadapi tantangan dan permasalahan bahkan perubahan-perubahan. Maka, kemampuan atau semangat juang menjadi modal besar bagi penyuluh untuk maju serta melakukan tugas pokoknya dalam pendampingan bagi pelaku utama dan pelaku usaha.

Sedangkan dinamis ungkap Isran, berarti penyuluh itu mampu melakukan penyesuaian kinerjanya dalam menghadapi perubahan-perubahan yang sangat cepat terjadi. 

Terpenting lagi ujarnya, kemampuan berinovasi atau melakukan terobosan-terobosan agar permasalahan yang dihadapi tidak saja didapati solusinya tetapi mampu  meningkatkan produksi dan produktivitas usaha pertanian. "Penyuluh menjadi contoh di lingkungannya terutama maju dalam usaha pertanian sehingga membangkitkan semangat dan jiwa kewirausahaan pelaku utama," harapnya.

Lokakarya dan Rapimnas Perhiptani mengangkat tema Memantapkan Peran Perhiptani dalam Mewujudkan Indonesia Lumbung Pangan Dunia Tahun 2045 melalui Gerakan Peningkatan Penerapan Pupuk Organik dan Penguatan Sistem Penyuluhan Pertanian. 

Lokakarya ini merupakan kerjasama Yayasan Bina Profesi Penyuluh (YBPP) dan Perhiptani dengan narasumber Profesor Dr Bungaran Saragih dan Fajar Hafsah serta narasumber dari Badan Penyuluh Pertanian  Kementan. Kegiatan selama tiga hari (1-3 Oktober) diikuti 165 pengurus DPW Perhiptani dan 50 stakeholders di seluruh Indonesia. (yans/humasprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation