Kalimantan Timur
Mantapkan Infrastruktur Pendukung Ketahanan Pangan

Pertanian Dalam Arti Luas Masa Depan Kaltim


SAMARINDA – Pelaksana Tugas Sekprov Kaltim Dr H Rusmadi mengatakan saat ini Kaltim tengah mempersiapkan kebijakan untuk membentuk struktur perekonomian di masa depan. Memperhatikan capaian kinerja pembangunan pada periode 2009-2013, pertumbuhan ekonomi Kaltim adalah sebesar 3,98 persen.
“Nilai ini telah melampaui target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMD 2009-2013, yakni 3,72 persen. Namun pertumbuhan ini belum diimbangi dengan penurunan angka pengangguran secara signifikan. Angka pengangguran Kaltim saat ini adalah 8,9 persen atau masih berada diatas nilai rata-rata nasional yakni 6,56 persen,” ujar Rusmadi, Selasa (9/7).
Rusmadi mengungkapkan berdasarkan hasil evaluasi Bappenas terhadap kinerja Kaltim dalam hal pertumbuhan ekonomi dan pengangguran pada 2012, menunjukkan dalam benchmark rata-rata nasional, posisi Kaltim termasuk dalam kelompok perekonomian yang tumbuh rendah dan kurang menciptakan lapangan kerja baru.
Solusi untuk menjawab permasalahan tersebut, lanjut Rusmadi, adalah dengan menggerakkan sektor yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. Salah satunya adalah pertanian, yang memberikan kontribusi 28,6 persen terhadap penyerapan tenaga kerja di Kaltim.
Hal ini sekaligus merupakan jawaban terhadap transformasi ekonomi menuju Visi Kaltim 2030 dimana sektor pertanian akan menjadi sektor penting penentu pertumbuhan ekonomi Kaltim.
“Masa depan Kaltim akan diperkuat oleh berbagai kegiatan pertanian baik skala kecil (tradisional) maupun skala industri. Sejak 2009 secara perlahan telah mulai dilakukan berbagai upaya perkuatan daya saing berbasis sumber daya lokal berkelanjutan menuju ekonomi berbasis SDA terbarukan,” ungkapnya.
Namun, trend yang terjadi saat ini, lahan-lahan potensi pertanian banyak yang mengalami konversi ke lahan terbangun maupun lahan pertambangan dan perkebunan. Berkurangnya lahan pertanian beririgasi teknis menyebabkan produktivitas pertanian menjadi stagnan.
Pasokan air yang mengairi lahan pertanian semakin berkurang. Banyak waduk dan embung serta saluran irigasi yang dibangun namun tidak terpelihara dengan baik ditambah lagi isu pemanasan global yang semakin mengurangi pasokan air yang dialirkan dari pegunungan ke lahan pertanian.
“Kita akan terus berusaha meningkatkan produktivitas sektor pertanian dalam arti luas. Hal itu harus didukung dengan pemantapan dan optimalisasi infrastruktur pendukung ketahanan pangan, seperti sarana dan prasarana pengairan, serta pengelolaan jaringan irigasi dan rawa,” jelas Rusmadi.
Sebagai informasi, Kaltim mempunyai potensi daerah irigasi yang cukup besar, dengan rincian yang telah dikembangkan yakni irigasi semi teknis 13,052 hektare, irigasi sederhana (59.661 hektare), irigasi desa (176.254 hektare) dan irigasi sistem pompanisasi (11.400 hektare) yang tersebar di 57 lokasi.
Disamping lahan irigasi, Kaltim juga memiliki potensi daerah rawa seluas 663.137 hektare dengan luas fungsional seluas 104.057 hektare yang tersebar di 12 Kabupaten (dua  diantaranya sudah masuk wilayah Kaltara). (her/hmsprov)

///Foto : Komuditas pertanian menjadi tumpuan dan harapan masa depan ekonomi Kaltim.(dok/humasprov kaltim)


 

Berita Terkait
Government Public Relation