Kalimantan Timur
Masyarakat Kaltim Harus Jadi Contoh Keberhasilan Pembauran

Masyarakat Kaltim Harus Jadi Contoh Keberhasilan Pembauran

 

SAMARINDA – Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak mengungkapkan masyarakat Kaltim merupakan masyarakat yang majemuk, terdiri dari beragam etnis, agama dan kebudayaannya harus bisa menjadi contoh keberhasilan pembauran dan menjadi karakter pemersatu bangsa. Bagi generasi muda, khususnya kalangan remaja dan pemuda, ini menjadi tanggung jawab sosial untuk tetap mempertahankan pesatuan dan kesatuan bangsa.

“Ini menyangkut potensi merebaknya disharmonisasi sosial di tengah masyarakat. Masyarakat Indonesia dan Kaltim khususnya, di era reformasi ini gampang sekali menjadi terpecah-pecah menjadi kelompok-kelompok dan berjarak antara satu dengan lainnya. Pada kalangan remaja dan pemuda, kondisi demikian sangat mengkhawatirkan karena bisa menjadi persoalan rumit,”  ungkap Awang Faroek beberapa waktu lalu.

Karena, lanjut dia, saat ini kerap kali ditemukan ketika ada kelompok remaja dan pemuda yang membesar dan mulai mendominasi pergaulan, maka muncullah konflik-konflik sosial dengan kelompok lain. Contoh konkrit dari persoalan itu misalnya terjadi perkelahian antar geng, antar sekolah, antar organisasi dan kelompok lainnya.

“Di sini harus ada proses belajar yang terus menerus, tentang bagaimana para remaja dan pemuda bisa menerima perbedaan sebagai suatu ’kekayaan’. Kebhinnekaan yang ada dalam masyarakat seharusnya menjadi kekuatan. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh,” ucapnya.

Oleh karena itu, kepada generasi muda perlu dikenalkan dan dikuatkan pemahaman akan pentingnya pembauran kebangsaan. Terlebih lagi Indonesia memiliki dasar negara Pancasila yang dengan kelima silanya itu jika dipahami dan diamalkan dengan baik, maka akan merupakan suatu perekat bagi persatuan dan kesatuan bangsa.

Awang Faroek menambahkan, generasi muda sebagai cikal bakal pemimpin atau leader yang pasti akan terjun ke masyarakat serta menjadi agen pembauran, harus terus meningkatkan wawasan kebangsaan. Serta harus meningkatkan kewaspadaan terhadap perilaku orang yang tidak bertanggung jawab, yang ingin memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa.

“Mari tingkatkan semangat kebangsaan dan semangat keagamaan untuk menangkal gejala primordialisme dan budaya asing sehingga tercipta persatuan dan kesatuan bangsa yang lebih mantap. Tingkatkan persatuan dan kesatuan di kalangan generasi muda agar lebih mengerti akan arti kebangsaan, sehingga tidak mudah terpecah belah dan tetap tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI),” imbaunya. (her/sul/hmsprov)

/////Foto : Dr H Awang Faroek Ishak

 

Berita Terkait
Government Public Relation