Kalimantan Timur
Masyarakat Labanan Makarti Kembangkan BUMK dengan Bisnis Ayam Petelor

Foto:arief/humaskaltim

LABANAN - Memasuki hari kedua rangkaian kunjungan kerja Gubernur Kaltim Dr H Isran Noor bersama Wakil Gubernur H Hadi Mulyadi ke wilayah utara (Bontang, Kutai Timur dan Berau), mengunjungi Politeknik Sinas Mas Berau Coal.

 

Sebelumnya, rombongan yang terdiri pimpinan OPD, staf khusus gubernur, kepala biro dan TGUP3 Kaltim ketika tiba di Kabupaten Berau terlebih dulu mengikuti Gubernur dan Wakil Gubernur meninjau kandang ayam petelur dan berdialog dengan pelaku usaha masyarakat.

 

Tepatnya, Badan Usaha Milik Kampung (BUMK) Surya Jaya Abadi Kampung Labanan Makarti Kecamatan Teluk Bayur Kabupaten Berau yang mengelola kegiatan usaha ayam petelor.

 

Rombongan kunker Pemprov Kaltim disambut Bupati Berau Hj Sri Juniarsih Mas dan Wakil Bupati H Gamalis, Sekdakab Muhammad Gajali beserta jajaran Forkopimda, Pemkab Berau dan jajaran aparatur kecamatan/kampung.

 

"Dana desa sangat meningkatkan kapasitas desa," kata Gubernur Isran Noor menyemangati aparat desa dan anggota/pengurus BUMK Surya Jaya Abadi serta warga kampung.

 

Kalau soalnya dukungan permodalan, jelas mantan Bupati Kutai Timur ini, provinsi tidak ada kewenangan, tapi kabupaten memang ranahnya.

 

"Kalau soal SK Bupati, itu bisa direvisi sesuai kondisi dan kebutuhan. Selain itu, dana desa transfer pusat langsung ke kabupaten," ungkapnya.

 

Terlebih lagi tambahnya, kalau dukungan modal lagi, maka nantinya dikhawatirkan hilang manfaat, tidak prospektif bisnisnya, sebab lebih besar modal daripada keuntungannya

 

"Usaha ini mendapatkan nilai manfaat, efeknya bukan hanya keuntungan, tapi efek ke depan besar," tegasnya.

 

Sebelumnya, Kepala Kampung Labanan Makarti/Ketua BUMK Surya Jaya Abadi Mudawi menjelaskan BUMK mereka telah berdiri sejak 2018 dengan modal awal Rp300 juta untuk pembukaan lahan, pembuatan kandang, kantor BUMK dan pembelian bibit ayam petelor.

 

"Produksi telor September, sebab peralihan anggaran dari kampung ke BUMK itu Juli," sebutnya.

 

Dan tahun berikutnya, tambah Mudawi, kampung melalui dana desa menyertakan modal Rp100 juta, serta Rp120 juta pada tahun berikutnya.

 

"Sehingga total Rp620 juta. Karena ada keuntungan sekitar Rp104 juta setahunnya. Produksi 44.000 butir per bulan dikirim ke Kalimantan Utara," jelasnya.

 

Ditambahkannya, tahun ini ditarget 3.500 ekor ayam petelor, agar mampu meraih keuntungan Rp300 juta per tahun, serta membuat piring telor sendiri, diawali pembangunan pabrik senilai Rp360 juta.

 

"Efeknya, selain keuntungan dan penyerapan tenaga kerja, juga mampu memproduksi pakan ternak berbahan baku dari petani jagung setempat," bebernya.(yans/sdn/sul/humasprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation