SAMARINDA - Keamanan pangan (food safety) merupakan masalah yang banyak dihadapi negara-negara berkembang termasuk Indonesia dan Kaltim pada khususnya. Betapapun tinggi gizinya, lezat rasanya serta menarik penampilannya, namun bila tidak menyehatkan, makanan tersebut tidak ada artinya. Masyarakat harus mendapat perlindungan yang cukup terhadap keamanan bahan pangan yang dikonsumsi.
Demikian dikatakan Asisten Kesejahteraan Rakyat Sekoprov Kaltim H Bere Ali pada pertemuan Re-Orientasi Peran Pemerintah Pada Food Safety Masuk Desa di Samarinda, Selasa (10/6).
Karena itu berdasarkan kondisi tersebut, maka kewaspadaan perlu ditingkatkan. Pemprov memberi apresiasi yang tinggi pada Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI) dalam upaya meningkatkan komitmen bersama untuk terus meningkatkan mutu kinerja pengawasan obat dan makanan khususnya pada daerah perdesaan yang selama ini belum sepenuhnya dapat terpantau baik.
Tantangan ke depan akan semakin rumit sehingga perlu antisipasi. Permasalahan itu diantaranya modus operandi obat dan makanan ilegal yang semakin kompleks hingga bahaya jajanan bagi anak-anak termasuk yang banyak dijual di sekolah.
"Pemprov berkomitmen untuk terus meningkatkan mutu kinerja pengawasan obat dan makanan melalui pemantapan perlindungan masyarakat dari obat dan makanan yang membahayakan kesehatan, seiring meningkatnya obat dan makanan yang beredar," tegasnya.
Disamping itu, upaya-upaya pemberantasan obat dan makanan ilegal terus dilakukan. Begitu pula peningkatan efektivitas pengawasan obat dan makanan pada saat-saat menjelang hari-hari besar keagamaan, baik pada hari Lebaran dan Natal serta Tahun Baru. Pemprov Kaltim bersama Balai POM dan pihak terkait akan berusaha profesional, transparan dan akuntabel untuk pasar aman bahan berbahaya dan food safety masuk desa.
Sementara Ketua BPOM Samarinda, Fanani Mahmud mengatakan, program food safety masuk desa merupakan upaya menjamin terwujudkan keamanan pangan dengan melibatkan lintas sektor terkait.
“Upaya ini bisa dilakukan mulai dari meningkatkan kewaspadan pribadi, meningkat ke keluarga dan masyarakat. Sehingga perlu pembagian peran lintas sektor agar bisa bersinergi mewujudkannya,” jelasnya.
Sektor yang terlibat bukan sebatas instansi pemerintah, tapi juga kelompok masyarakat dan organisasi kemasyarakatan. BPOM bahkan melibatkan Gerakan Pramuka dan Kader PKK di pedesaan. (sar/sul/es/adv).
28 April 2019 Jam 21:55:39
Pertanian dan Ketahanan Pangan
23 Maret 2018 Jam 20:28:48
Pertanian dan Ketahanan Pangan
26 September 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
12 Maret 2018 Jam 07:45:13
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 Juni 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
22 Januari 2023 Jam 20:27:58
Gubernur Kaltim
22 Januari 2023 Jam 20:25:08
Kegiatan Pemerintah
22 Januari 2023 Jam 20:22:58
Gubernur Kaltim
21 Januari 2023 Jam 20:19:29
Penataan dan Penguatan Organisasi
21 Januari 2023 Jam 20:16:39
Wakil Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
29 April 2020 Jam 17:04:35
Sosialisasi Masyarakat
09 November 2016 Jam 00:00:00
Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian
27 Mei 2019 Jam 08:31:11
Sosialisasi Masyarakat
29 Mei 2022 Jam 22:21:30
Tokoh Inspirasi
08 Agustus 2015 Jam 00:00:00
Kebudayaan dan Pariwisata