Kalimantan Timur
Menunggu Connecting Bali - Maratua

Foto Hudais Tri Putra / Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Kalimantan Timur

KUTA - Kepala Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Kaltim Puguh Harjanto berharap semua stakeholder baik pemerintah maupun swasta bisa berkolaborasi untuk meningkatkan investasi dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Berau.

 

"Beberapa langkah yang diharapkan salah satunya adalah dukungan kementerian pusat untuk infrastruktur, khususnya akses menuju destinasi kepariwisataan. Apalagi Berau merupakan kabupaten perbatasan dan memiliki pulau-pulau terluar," kata Puguh Harjanto pada Regional Investment Forum (RIF) dan Mini Exhibition  yang digelar di  Grand Nusa Penida Room, Bali Dynasty Resort, Jalan Kartika Plaza Kuta Bali, Kamis (28/7/2022).

 

Berau yang memiliki keunggulan wisata pantai dan bawah laut (diving) luar biasa semestinya didukung dengan infrastruktur dan sarana penunjang kepariwisataan lainnya.

 

Sayangnya, wisata Berau hingga saat ini belum menjadi prioritas nasional.

 

Selain berharap dukungan pusat, mereka juga akan memberikan pemahaman kepada  para pelaku usaha di Bali terkait potensi pariwisata di Kalimantan Timur, terkhusus di Berau.

 

"Diharapkan connecting pariwisata antara Bali dan Berau akan terus meningkat dalam beberapa waktu ke depan," harap Puguh.

 

Selanjutnya dengan berbagai keunggulan pariwisata luar biasa yang dimiliki Berau, para pengusaha Bali bisa mendesain paket-paket wisata yang menarik bagi para pelancong domestik maupun mancanegara.

 

"Kita juga undang beberapa negara yang  sudah berinvestasi di Bali agar bisa meneruskan investasi mereka ke Kaltim," sambungnya.

 

Selain Maratua dan Derawan, pengembangan pariwisata selanjutnya juga akan dikembangkan ke Pulau Kaniungan. 

 

"Di sana ada Kaniungan besar dan ada Kaniungan kecil. Masih bersih dan alami," tambah Puguh.

 

Gubernur Kaltim H Isran Noor  juga menyesalkan karena tidak satupun destinasi wisata di Kaltim bisa menjadi prioritas nasional dalam tiga RPJMN. Satu RPJMN di era akhir Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan dua RPJMN era Presiden Joko Widodo.

 

"Kontribusi Kaltim terhadap PDB sekitar  Rp700 triliun. Tapi yang kembali ke Kaltim sangat sedikit. Pariwisata juga tidak jadi program prioritas.  Tapi tidak apa. Kita tetap taat. Kita undang swasta," tandas Gubernur.

 

Salah satu pengusaha bidang pariwisata di Bali, Sugeng, berharap agar ke depan ada penerbangan langsung dari Bali ke  Maratua. 

 

"Kami hanya butuh dua, akses dan dukungan kebijakan (peraturan)," ungkap Sugeng.

 

Akses itu salah satunya adalah  penerbangan langsung dari Bali ke Maratua. Jika itu bisa diwujudkan, ia mengaku tidak sulit  membawa wisatawan dari Bali ke Maratua dan Derawan.

 

Penerbangan langsung ini perlu karena wisatawan  pasti akan berpikir ulang jika  harus transit di Surabaya, bermalam lagi di Balikpapan dan masih harus terbang lagi ke Tanjung Redeb. 

 

Itu pun belum tiba di destinasi yang mereka harapkan. Mereka masih harus terbang ke Maratua atau menggunakan speed boat untuk sampai ke Maratua atau Derawan.

 

"Terlalu lama di jalan, sementara waktu liburan mereka pasti terbatas. Akan sangat berbeda bila ada penerbangan langsung dari Bali ke Maratua. Ini yang harus dipikirkan oleh pemerintah," pungkas Sugeng. (sul/ky/adpimprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation