Kalimantan Timur
Moderasi Beragama Jalan Tengah Membangun Keharmonisan

Foto Arief Murtadha / Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi Kalimantan Timur

BALIKPAPAN - Kalimantan Timur menurut Gubernur Isran Noor adalah provinsi yang sangat kondusif di Indonesia. Padahal penduduk Kaltim sangat heterogen. 

Berbagai suku bangsa dan agama hidup rukun berdampingan dengan budaya dan adat istiadat yang datang dari seluruh belahan nusantara.

"Kaltim ini sangat menjunjung tinggi keharmonisan dan kedamaian," ucap Gubernur Isran Noor saat membuka Dialog Moderasi Beragama yang digagas Kanwil Kementerian Agama Provinsi Kaltim di Hotel Jatra Balikpapan, Minggu (30/1/2022).

Salah satu penopang terciptanya kedamaian dan keharmonisan itu adalah sektor keagamaan. Bila semua agama bisa terus diarahkan menuju terciptanya kedamaian, maka Kaltim diyakini Gubernur Isran akan selalu berjalan dengan keharmonisan.

Gubernur melanjutkan, jika masyarakat sudah menjalankan ajaran agama masing-masing dengan benar, maka tidak akan ada konflik dan kegaduhan. Kaltim dan Indonesia akan selalu berada dalam kedamaian.

"Tapi kalau ada orang, kelompok atau siapa pun yang sudah merasa paling benar, maka konflik pasti tidak akan selesai," pesan Gubernur.

Mantan Ketua Apkasi ini lalu memberi contoh ketika dirinya masih menjabat Bupati Kutai Timur. 

Bagaimana ia membangun Islamic Center, Katholik Center, Kristian Center, Budha Center dan Hindu Center demi menciptakan teladan keharmonisan dalam beragama. 

"Tidak ada masalah. Itu tidak akan mengubah sedikit pun akidah saya. Semua bisa berjalan baik," tegas Isran.

Isran lalu bertanya, mengapa harus membenci orang lain yang memeluk agama berbeda. 

"Bukankah mereka juga ciptaan Allah. Jadi, agama itu soal keyakinan. Hanya berbeda jalan menuju kebaikan," jelas Isran.

Intinya kata Isran, Kaltim yang sudah sangat konfusif ini harus tetap dijaga.

Sementara Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas melalui Staf Khusus Menteri Agama Muhammad Nuruzzaman mengatakan moderasi agama harus terus dialirkan semakin luas ke masyarakat.

"Belakangan ini banyak yang gagal paham dengan moderasi beragama. Karena itu, moderasi beragama ini perlu terus kita sosialisasikan lebih luas lagi," pesan Yaqut.

Moderasi beragama merupakan cara pandang beragama secara moderat, yakni tidak ektrem kanan (kaku) dan ekstrem kiri (liberal).

"Dalam konteks bernegara, moderasi beragama ini pula yang menyatukan pikiran para tokoh kemerdekaan yang memiliki berbagai idealisme, kepentingan politik, agama dan kepercayaan. Semua bergerak ke tengah untuk menyepakati NKRI sebagai kesepakatan bersama," tandas Yaqut dalam sambutan tertulisnya.

Hadir Kepala Kanwil Kementerian Agama Kaltim H Masrawan dan para Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten dan Kota. (sul/adpimprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation