Seminar dan Workshop Pengelolaan Keragaman di Kaltim
SAMARINDA - Perlu keterpaduan, baik pemerintah, aparat keamaman, perguruan tinggi, kelompok masyarakat, LSM, tokoh agama, tokoh adat, pemuda dan seluruh pemangku kepentingan untuk saling bertukar informasi serta merumuskan langkah-langkah strategis, dalam penanganan dan mencegah kemungkinan terjadinya konflik yang berdampak terhadap kondusifitas daerah.
Demikian dikatakan Wakil Gubernur Kaltim HM Mukmin Faisyal pada pembukaan Seminar dan Workshop Pengelolaan Keragaman, di Kampus Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Samarinda, Rabu (30/4).
Wagub mengimbau, kepada seluruh lapisan masyarakat, tidak terkecuali kalangan perguruan tinggi, khususnya STAIN Samarinda, terus melakukan deteksi dini maupun cegah dini terhadap adanya upaya kelompok tertentu yang mengarah pada penciptaan konflik dan disintegrasi bangsa.
Selain itu lanjut wagub, konflik merupakan salah satu bencana sosial suatu peristiwa yang diakibatkan manusia meliputi konflik antar-kelompok atau komunitas masyarakat dan teror yang dapat menimbulkan korban atau penderitaan manusia, kerugian harta, kerusakan lingkungan, kerusakan sarana, prasarana serta fasilitas umum, termasuk menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan masyarakat.
"Tanggulangi gejala konflik horisontal dan vertikal, baik yang bernuansa suku agama, ras dan antaragolongan (SARA) maupun semangat kedaerahan yang dimaknai sempit," pesan Wagub Mukmin Faisyal.
Penduduk Kaltim yang hiterogen bahkan bisa dikatakan sebagai Indonesia mini. Kondisi ini sangat menguntungkan karena hingga kini kerukunan dan keharmonisan kehidupan, berbangsa bernegara di daerah ini tetap terjaga dengan baik.
Kendati demikian, kata Mukmin penduduk yang hiterogen itu juga menyimpan potensi konflik yang harus diwaspadai sepanjang masa, salah satunya dengan terus menggelorakan semangat kebersamaan dalam keragaman yang merupakan anugrah dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
“Mari kita jaga terus Kaltim yang damai dan tentram, sehingga pembangunan daerah kian lancar untuk mencapai kemajuan dan kesejahteraan masyarakat yang sedang kita lakukan saat ini dan sampai kapanpun,” kata Mukmin.
Sementara itu Ketua STAIN Samarinda HM Ilyasin mengatakan, kegiatan ini merupakan upaya untuk meningkatkan peran semua pemangku kepentingan, sehingga memiliki andil dalam pembangunan daerah. Terutama yang berkaitan dengan peran keagamaandan kultur atau budaya.
"STAIN beserta Alumni maupun LSM diharapkan mampu berperan mengindentifikasi secara dini berbagai kemungkinan ancaman konflik yang ditimbulkan akibat perbedaan atau keragaman tersebut, sehingga dapat segera diatasi sedini mungkin," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, juga dilakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) ole HM Ilyasin dengan Samsul Ma'arif dari UGM Jogyakarta untuk program Studi Agama dan Lintas Budaya (Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS), dengan jenjang programn pasca sarjana.(sar/es/hmsprov).
//Foto:Wakil Gubernur Kaltim, HM Mukmin Faisyal HP menyaksikan penandatanganan MoU oleh Ketua STAIN Samarinda HM Ilyasin dan Samsul Ma'arif dari UGM Jogyakarta. (sarjono/humasprov)
11 September 2014 Jam 00:00:00
Pendidikan
21 November 2020 Jam 09:01:00
Pendidikan
19 November 2013 Jam 00:00:00
Pendidikan
07 Januari 2019 Jam 18:33:39
Pendidikan
01 Februari 2018 Jam 19:08:15
Pendidikan
30 Maret 2021 Jam 19:34:48
Pendidikan
29 Mei 2023 Jam 19:18:24
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 19:15:40
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 14:31:31
Wakil Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 10:05:26
Gubernur Kaltim
29 Mei 2023 Jam 09:57:29
Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Timur
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
13 Desember 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan
24 Juni 2014 Jam 00:00:00
Kearsipan
25 April 2016 Jam 00:00:00
Pemerintahan
03 Oktober 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan