Mukuna Komoditi Alternatif Pengganti Kedelai
SAMARINDA – Mukuna (Mucuna pruriens) adalah tumbuhan merambat dengan tinggi hingga mencapai enam meter dan bijinya yang sudah tua bisa menjadi pengganti kacang kedelai untuk membuat tempe.
“Mukuna ini termasuk tanaman hutan. Namun, komoditi ini bida menjadi alternatif pengganti kedelai untuk pembuatan tempe,” kata Kepala BKPP Kaltim H Fuad Asaddin pada Temu Lapang di Demplot BP3K Suluh Manuntung Lempake samarinda, Kamis (187/9).
Menurut dia, Mukuna banyak tersebar di hutan Kaltim utamanya di wilayah Kabupaten Berau. Keunggulan tanaman ini tidak memerlukan pemeliharaan dan penanganan yang intensif seperti halnya kedelai.
Tujuan utama pengembangan tanaman Mukuna yang terbilang tanaman hutan dan tumbuh liar ini sebagai bagian penganekaragaman pola konsumsi masyarakat guna percepatan diversifikasi pangan.
Mukuna lanjut Faud, bisa menjadi pangan alternatif untuk pembuatan tempe bahkan bahan pangan olahan lainnya. Sebab, kandungan untuk konsumsi pangan masyarakat itu harus memenuhi mineral, protein, karbohidrat dan lemak serta gizi.
“Saya rasa tanaman Mukuna ini walaupun tanaman hutan dan tumbuh liar namun dapat dibudidayakan. Utamanya mendukung percepatan diversifikasi pangan masyarakat sebab tumbuhan ini mengandung karbohidrat, protein dan lemak serta mineral,” jelas Fuad Asaddin.
Dia menambahkan Mukuna yang saat ini mulai dikembangkan Balai Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP3K) Suluh Manuntung Lempake Samarinda perlu mendapat dukungan dan perhatian pemerintah daerah.
Sementara itu Koordinator BP3K Suluh Manuntung Lempake Samarinda Hartati mengakui pengembangan atau budidaya tanaman Mukuna dilakukan sejak empat bulan lalu namun sudah mulai menunjukkan hasil yang bagus.
“Tanaman ini tidak memerlukan pola pemeliharaan yang intensif seperti tanaman pertanian lainnya. Sementara ini kita usahakan budidaya Mukuna untuk bibit dan paling lama tujuh bulan sudah dapat dipanen,” ujar Hartati.
Tanaman Mukuna yang dibudidayakan BP3K Suluh Manuntung Lempake Samarinda masih pada kisaran lahan kecil seluas 80 meter persegi dari luasan areal demplot 1,2 hektar.
Tampak hadir Tim Dewan Ketahanan Pangan Kaltim Profesor Ristono dan Balai Pengembangan teknologi Pertanian (BPTP) Kaltim, Lurah Lempake Samarinda Utara Nurhantiyo serta BP3K Kota Samarinda. (yans/sul/hmsprov)
///Foto: Fuad Asaddin (kiri) bersama Kabid Penyuluhan Asmirilda di lahan tanaman Mukuna Demplot BP3K Suluh Manuntung Lempake Samarinda. (masdiansyah/humasprov kaltim)
09 September 2017 Jam 08:05:05
Pembangunan
21 Maret 2018 Jam 20:58:04
Pembangunan
13 Desember 2016 Jam 00:00:00
Pembangunan
17 Juni 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
05 Desember 2013 Jam 00:00:00
Pembangunan
07 Mei 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
22 September 2023 Jam 17:03:23
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 17:01:11
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:56:55
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:53:17
Gubernur Kaltim
22 September 2023 Jam 16:49:24
Gubernur Kaltim
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
05 Mei 2022 Jam 18:19:59
Ibu Kota Negara
01 Juni 2013 Jam 00:00:00
Prestasi
12 Maret 2014 Jam 00:00:00
Pemerintahan
18 November 2019 Jam 20:55:04
Kerjasama Pemerintahan
13 Februari 2015 Jam 00:00:00
Pemerintahan
09 September 2013 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan