Presiden Direktur PT Nagabhuana Aneka Piranti Gunawan Wijaya membeberkan rencananya untuk membangun Nagabhuana Unit 7 di Kaltim. Naga 7 ini diproyeksi bakal menjadi unit Naga Group terbesar dibanding yang sudah eksis saat ini. Yaitu, 5 unit di Jawa Tengah dan 1 unit di Pulang Pisang, Kalimantan Tengah.
“Oleh karena itu, kami mohon dengan segala kerendahan hati, bantuan Pak Gubernur dan jajaran Pemprov Kaltim untuk membantu menyelesaikan urusan-urusan yang masih ruwet, sehingga kami bisa cepat jalan dan berkarya di Kaltim,” pinta Gunawan saat pertemuan di Pondok Kayu Kantor Pusat Naga Group di Telukan, Sukoharjo, Kamis (1/10).
“Kami ingin Nagabhuana Unit 7 menjadi yang terbesar dan terlengkap karena hutannya ada di samping pabriknya. Lokasinya juga sangat prestisius di daerah IKN (ibu kota negara),” tambah Gunawan penuh semangat.
Jika semua berjalan mulus, mereka akan segera melengkapi berbagai keperluan untuk pembangunan Naga 7 yang diperkirakan bakal menyedot anggaran triliunan rupiah. Untuk rencana besar ini, mereka pun telah menyiapkan rencana operasi yang bukan sekadar memproduksi plywood, tetapi juga barecore hingga furnitur berkualitas ekspor.
Gunawan juga mengungkapkan kehadiran Gubernur Kaltim H Isran Noor mereka manfaatkan untuk menjelaskan keseriusan pihaknya berinvestasi ke Kaltim. Sebab selama ini, tidak sedikit orang yang mengaku akan berinvestasi, tetapi kenyataannya nol, tanpa realisasi. “Beliau (Gubernur Isran Noor) sudah melihat sendiri, bahwa kami bekerja dan punya market yang jelas. Di semua unit, pabrik kami bekerja dengan baik,” tegas Gunawan.
Dia juga mengungkapkan ironi yang terjadi di Indonesia. Dimana perusahaan seperti PT Rayon Utama Makmur (RUM) yang memproduksi rayon untuk bahan kain PT Sritex masih harus mendatangkan bahan baku utama berupa selulosa dari luar negeri, khususnya Brasil. Padahal selulosa dibuat dari kayu yang banyak dan bisa dikembangkan di Kalimantan. “Kita banyak membuang-buang devisa ke luar negeri. Padahal banyak hutan kita yang mangkrak dan bisa dikelola dengan lebih baik, sehingga kita bisa produksi selulosa sendiri dan tidak harus belanja lagi ke luar negeri,” paparnya.
Sinergi sejatinya kata Gunawan, bisa dibangun di sini. Hutan yang kosong bisa ditanami, rakyat bekerja sehingga memperoleh penghasilan. Hutan terjaga dengan baik, ekosistem lingkungan hijau kembali, tidak mangkrak dan kebakaran terjadi di sana-sini. Di sisi lain, industri akan mendapat pasokan yang pasti hingga menghasilkan produk yang kemudian diekspor dan menghasilkan devisa bagi negara. “Sinergi ini yang dibutuhkan bangsa kita saat ini. Dan kami akan mulai dari Kaltim yang sudah dipercaya menjadi IKN,” pungkas Gunawan. Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pengembangan Naga 7 ini diperkirakan hingga 2 ribu orang. (sul/humasprovkaltim)
27 Februari 2020 Jam 06:42:40
Perencanaan Pembangunan
19 Desember 2016 Jam 00:00:00
Perencanaan Pembangunan
28 Januari 2014 Jam 00:00:00
Perencanaan Pembangunan
27 Agustus 2019 Jam 00:19:00
Perencanaan Pembangunan
16 Juni 2020 Jam 09:30:47
Perencanaan Pembangunan
29 Oktober 2019 Jam 11:07:17
Perencanaan Pembangunan
30 Maret 2023 Jam 22:01:50
Wakil Gubernur Kaltim
30 Maret 2023 Jam 21:55:01
Gubernur Kaltim
30 Maret 2023 Jam 21:52:30
Agenda Pemerintah
30 Maret 2023 Jam 21:51:35
Gubernur Kaltim
29 Maret 2023 Jam 23:06:31
Gubernur Kaltim
14 Maret 2022 Jam 15:54:00
Ibu Kota Negara
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
26 Oktober 2018 Jam 08:10:25
Produk K-UKM
17 Januari 2013 Jam 00:00:00
Pembangunan
06 November 2019 Jam 23:39:00
Peternakan
16 Mei 2019 Jam 08:38:24
Kaltim Berduka
18 Juli 2017 Jam 08:03:53
Sumber Daya Manusia
20 Juni 2014 Jam 00:00:00
Energi dan Sumber Daya Mineral