Kalimantan Timur
Nuansa Adat Jawa Dalam Resepsi Pernikahan Hendra Dan Ana


 

SAMARINDA - Rona bahagia terpancar dari wajah Hendra dan Ana, begitu pengantin disapa, saat bersanding di pelaminan pada acara resepsi yang berlangsung di Convention Hall Kompleks Stadion Madya Sempaja, Samarinda pada tanggal 18 Pebruari 2017. Kedua pengantin tersebut merupakan putra bungsu H. Rusmadi dan ibu Hj. Herli Watsita serta putri kedua bapak Seger Supramono dan ibu Maria Ulfah.

Mereka resmi menjadi suami istri setelah sehari sebelumnya melangsungkaan prosesi ijab kabul di kediaman keluarga Jalan M. Yamin dengan mas kawin seperangkat alat salat dan uang tunai. Sebagai saksi akad nikah Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Timur, yang juga dihadiri oleh Walikota dan Wakil Walikota Samarinda didampingi istri masing-masing.

Kesan adat tradisional Jawa terekam sejak para undangan menapaki langkah pada pintu penerimaan tamu saat perhelatan berlangsung. Musik gamelan yang mengiringi tamu menuju pelaminan memperkaya nuansa Jawa yang menjadi tema utama resepsi perkawinan. Adanya meeting point, dilengkapi dengan welcome drink berupa minuman jamu-jamuan tradisional sangat menarik perhatian, apalagi ternyata meeting point itu merupakan ide bapak H. Rusmadi sendiri, ayahanda sang pengantin pria, agar tamu-tamu merasa nyaman dan hommy.

Dekor yang keseluruhannya  berbalut nuansa Jawa itu, ide awalnya dari  ibu Herli sendiri, termasuk gebyok sebagai fokus utama pada dekorasi resepsi di pelaminan. Uniknya, gebyok yang dipasang bukan dari kayu jati pada umumnya, melainkan terbuat dari styrofoam, sehingga terasa ringan namun tak mengurangi kearifan lokalnya. Bude (panggilan akrap ibu Rusmadi oleh ponakan-ponakan ini), bahkan hunting sendiri beberapa dekorasi, termasuk loroblonyo yakni patung sepasang pengantin jawa, beserta atribut lengkapnya.

 “Itu awalnya berupa kain putih, kemudian saya menggantinya dengan kain-kain batik yang murah meriah.’” Ujar ibu Herli memperlihatkan kain batik sebagai penutup meja pajangan yang terlihat harmonis berpadu dengan patung loroblonyo. Apalagi di beberapa sudut dipajang sepeda ontel sebagai dekor pelengkap. Bahkan seikat padi yang diletakkan di salah satu sudut photobooth merupakan hasil temuan bude yang beberapa hari sebelumnya secara tidak sengaja melewati areal persawahan teluk dalam. Padi, jagung dan hasil pertanian lainnya tenyata bisa disulap menjadi konsep dekoratif yang natural dan indah.

Pendek kata, ibu Herli berhasil membawa suasana pedesaan pada konsep dekorasi resepsi pernikahan putra bungsunya, membuat tamu undangan yang hadir  betah dan merasa disambut hangat. Tampak istimewa, dengan digelarnya tarian pengiring pengantin yang merupakan tarian tradisional tanah Jawa. Tarian ini menggiring para undangan agar mencintai kesenian daerah untuk dilestarikan dan dipertahankan.

Sebagai Ketua Umum DPP IKA PAKARTI Kaltim, H. Rusmadi yang dipanggil ‘pakde’ oleh keponakan-keponanakannya ini, begitu mengayomi adat budaya tanah jawi di Kaltim. Dipilihnya adat Jawa tentu saja sebagai upaya nguri-uri warisan budaya nenek moyang yang memang menjadi komitmen H. Rusmadi dalam memimpin IKA PAKARTI, selain tentu saja memotivasi masyarakat untuk melaksanakan tugas mulia yakni berkontribusi terhadap pembangunan  Provinsi Kalimantan Timur sesuai profesi dan  bidang tugas masing-masing.

Pengantin wanita sebagai ratu sehari pada acara resepsi ini, terlihat cantik dan anggun dibalut kebaya tradisional adat Jawa berwarna biru malam metalik, sementara pengantin pria  terlihat tampan dan gagah mengenakan pakaian tradisional warna senada. Senyum selalu tersungging dari keduanya. Begitu pula kedua orang tua mempelai tak bisa menyembunyikan rasa bahagia telah menunaikan amanah sebagai orang tua yang membimbing putra putri mereka selama ini.

Hendra Pradana, S.Farm, Apt merupakan lulusan S1 Farmasi Universitas Muhammadiyah Malang dan Profesi Apoteker di Universitas Airlangga, saat ini tengah mengabdi di puskesmas Sempaja. Dalam keseharian pekerjaannya, ia lebih banyak berinteraksi dengan masyarakat atau langsung bersentuhan dengan kesehatan  masyarakat.

“Ya,terjun langsung ke masyarakat ke pos yandu- pos yandu.” Ujar putra bungsu yang humble dan ramah ini, saat ditemui setelah Akad Nikah berlangsung. Sedangkan Diah Ana Sofiyana. S.Pd merupakan lulusan Sarjana Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Mulawarman.

Undangan yang hadir tak henti-hentinya mengucapkan selamat dan doa kepada kedua mempelai. Selain pejabat daerah, juga terdapat tamu dari ikatan alumi Lemhanas. Sebagian besar masyarakat dan sanak kerabat, turut pula memberikan doa restunya. Teriring pula harapan dari kami, keluarga besar Biro Humas dan Protokol, agar di kehidupan baru kedua mempelai senantiasa diridhoi, dirahmati serta selalu diberkahi Allah SWT, sehingga tercipta keluarga sakinah mawaddah warahman.(in.humas)

Berita Terkait
Data Masih Kosong
Data Masih Kosong
Government Public Relation