Kalimantan Timur
Omahe Bakpia dan Fania Food Tawarkan Kerjasama

OL Peserta Seminar dan Konseling PNSD Purna Tugas 2018 ke Jogjakarta (2)

Setelah puas menerima penjelasan dan melihat langsung kegiatan usaha penggemukan sapi di Kabupaten Bantul, rombongan besar yang mengendarai dua unit bus melanjutkan kunjungan ke usaha pembuatan Bakpia Yogyakarta yang berada di Bilangan Mangkunegaran Kidul Nomor 18, Yogjakarta yang diberi nama “Omahe Bakpia” (Rumah Bakpia).

Usaha Bakpia yang dirintis sejak 1998 oleh Bambang Tri Wahyudi ini membuat olahan bakpia selain dari bahan kacang hijau, juga memanfaatkan bahan baku dari ketela ungu dan ketela madu serta isi keju.

Bukan itu saja, kegiatan usaha ini juga menampung berbagai jenis kerajian warga sekitar, antara lain berupa belut goreng, kripik cakar ayam, kripik tempe dan berbagai kripik dari berbagai umbi-umbian.

Dengan berbagai produksi tersebut, usaha Omahe Bakpia kini memiliki omset rata-rata 250 juta/bulan diperkuat 32 pekerja dengan upah Rp1 hingga 1,5 juta setiap bulan dan sudah merambah pasar di Yogyakarta, Jawa Tengah dan Jawa Barat dan Jawa Timur.

Dalam kesempatan itu, Omahe Bakpia juga memberi kesempatan kepada peserta Seminar dan Konseling PNSD Purna Tugas 2018 untuk menjalin kerjasama usaha, dimana Omahe Bakpian mengirim produksi ke Kaltim dan selanjutnya dikemas dengan merek dagang setempat.

“Kerjasama ini terbuka bagi siapa saja, terutama bapak ibu yang mengikuti kegiatan ini, dengan sistem pembayaran di depan minimal 50 persen dari jumlah barang yang dipesan,” kata Bambang Tri Wahyudi.

Dia menyebutkan berbagai makanan kering yang diproduksi bisa bertahan hingga empat bulan, sedangkan jenis bakpia kering bisa bertahan hingga satu bulan, sehingga kerjasama usaha sangat mungkin dilakukan untuk pemasaran di Kaltim.

Puas menyaksikan langsung pembuatan bakpia di Omahe Bakpia, peserta OL tidak lupa membeli sejumlah panganan yang dijual di outlet-outlet. Hitung-hitung  sebagai olah-oleh buat sanak keluarga dan kolega, sekaligus mencicipi rasa dan kualitas produk untuk menjajaki kemungkinan kerjasama usaha.

Usai mengunjungi Omahe Bakpia.  Sesuai jadwal peserta melanjutkan kunjungan ke UMKM lain, yakni pengolahan makanan dengan bahan baku ikan bandeng, dengan hasil olahan berupa nugget, otak-otak bandeng, bandeng presto, glatin, tahu bakso, sosis, stik, crispy kulit bandeng, amplang bandeng, tik-tik duri bandeng, abon duri bandeng, wader krispi, beby fish nila,  dan bakwan. Selain itu juga olahan makanan dengan bahan baku ayam.

Pemilik usaha Fania Food, Hani Kudaryanti mengatakan usaha yang dilakukan merupakan bagian dari upaya pemanfaatan bahan baku yang memang cukup berlimpah di daerah itu, sehingga perlu optimalisasi produk untuk meningkatkan nilai jual.

Dia mengatakan produksi olahan pangan yang dikembangkan, sudah merambah pasar di Yogjakarta dan Jawa Barat dan Jawa Timur, tentunya untuk pemasaran akan terus dikembangkan dengan harapan memperbesar kegiatan usaha.

Sebelum mengadakan kunjungan ke peternakan sapi, Omahe Bakpia dan Fania Food, para peserta juga mendapat pencerahan dari petugas Bank Pembangunan Daerah (BPD) Kaltim  dan Bank Tabungan Pensiunan Nasional (BTPN), terkait kemungkinan pembiayaan dari bank dalam pelaksanaan usaha.

Sementara itu, Asisten IV Bidang Adminidtrasi Umum, Sofyan Helmi mengatakan melalui kegiatan ini diharapkan para calon pensiunan ini bisa bersemangat untuk menekuni usaha baru ketika saat menjalani masa purna tugas.

“Saya kira, dengan sisa waktu empat tahun dan jika usaha dimulai sekarang. Insyaallah pada saat pensiun sudah memiliki penghasilan yang lebih baik, selain berharap dengan gaji pensiun yang tinggal 75 persen,” katanya.

Sementara itu, Kepala BKD Kaltim HM Yadi Robyan Noor mengatakan setelah seminar dan konseling ini, nantinya akan terus dipantau dengan membentuk kelompok hidup sehat yang diharapkan mampu mempertemukan para anggota, sekaligus  membicarakan kemungkinan membangun usaha bersama.

Harapannya, kata Roby sejumlah PNS yang akan pensiun ini membangun usaha bersama, sehingga tidak perlu terjun langsung untuk memelihara sapi atau membuat bakpia dan mengolah nuget dari ikan bandeng.

Misalnya dengan membentuk kelompok usaha masing-masing beranggotakan 10 orang. Apabila setiap orang mampu mengeluarkan modal Rp20 juta, akan terkumpul modal Rp200 juta, sehingga dapat memelihara minimal 10 hingga 20 ekor sapi yang bisa diserahkan kepada pekerja yang berpengalaman.

Dengan estimasi setiap ekor sapi mendapat laba bersih Rp4 juta setiap ekor, maka dalam setiap kali menjual 20 ekor sapi dalam waktu empat bulan akan menghasilkan Rp40 juta hingga Rp80 juta.

“Jika anggotanya ada 10 orang maka, saat penjualan sapi, setiap orang mendapat pembagian keuntungan Rp4 juta hingga Rp8 juta,” kata Roby. (eko susanto/sul/hmsprov)

////FOTO : MASA DEPAN - Peserta OL mengamati proses pembuatan bakpia.(eko/humasprov kaltim)

Berita Terkait
Government Public Relation