Kalimantan Timur
Optimistis Swasembada Beras 2014

Dinas PTP Inventarisir Permasalahan Petani di PPU dan Paser


SAMARINDA–Pemprov Kaltim bertekad untuk mencapai swasembada beras 2014. Berbagai upaya telah dilakukan Pemprov melalui Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan (PTP) Kaltim. Salah satunya adalah pengembangan sentra produksi pertanian padi sawah pada sejumlah desa di Penajam Paser Utara (PPU) dan Paser.
Pada kedua kabupaten tersebut, pertanian padi sawah berkembang sangat baik, karena didukung dengan potensi lahan pertanian yang luas dan semangat petani untuk memajukan sektor pertanian, khususnya padi sawah. Kepala Dinas PTP Kaltim, H Ibrahim, mengatakan kunjungan kerja (kunker) Dinas PTP Kaltim ke PPU dan Paser bertujuan untuk melihat langsung dan menginvetarisir sejumlah permasalahan yang dihadapi petani dalam bercocok tanam.
“Kita ingin melihat dan mendengar langsung apa yang menjadi kendala dari para petani, untuk kemudian ditindaklanjuti bersama-sama dengan Dinas Pertanian kabupaten/kota,” kata Ibrahim, akhir pekan lalu.
Desa Babulu Darat, Kecamatan Babulu, merupakan salah satu daerah yang menjadi sentra pengembangan produksi padi sawah di PPU. Dengan potensi luas lahan sekitar 150 hektare, setiap hektarenya mampu menghasilkan sekitar 6,5 ton gabah kering giling (GKG), dengan harga jual petani sekitar Rp3.400/kilogram.Kendala yang dihadapi petani Desa Babulu Darat setiap tahunnya adalah sistem pengairan yang masih mengandalkan sistem tadah hujan sehingga hanya bisa satu kali panen dalam setahun.
Demikian juga dengan kurangnya alat mesin pertanian (Alsintan) seperti hand tractor, yang mengakibatkan panen padi tidak bisa dilakukan secara serempak.“Namun mereka mampu memaksimalkan masa pra tanam, dengan menanam semangka yang hasilnya bisa mencapai 20 ton/hektare. Dan kita juga akan membantu bibit kedelai untuk alternatif lain,” ucap Ibrahim.  
Sementara itu, untuk wilayah Paser, tepatnya di Desa Sungai Tuak dan Desa Padang Pengrapat yang memiliki potensi lahan pertanian masing-masing seluas kurang lebih 400 hektare, para petani yang bertemu dengan Dinas PTP Kaltim juga mengungkapkan permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya alsintan, khususnya hand tractor yang digunakan untuk menggarap sawah.
“Untuk hand tractor kita sudah programkan pada 2013 ini untuk memenuhi kebutuhan petani di sentra-sentra produksi padi di Kaltim, agar petani dapat menggarap sawah, menanam padi dan panen secara serentak. Hal ini juga dilakukan untuk memacu dan meningkatkan produksi padi untuk mencapai swasembada pangan di Kaltim,” jelasnya.
Ibrahim juga mengimbau kepada petani agar mengembangkan program KUAT (Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu). Jadi, menurut dia, dalam satu lahan pertanian padi, dapat dikembangkan tanaman pangan dan hortikultura, seperti jeruk, pepaya, lombok, tomat, ubi-ubian dan lainnya.
“Meskipun ini konsep yang baru akan diperkenalkan oleh Dinas PTP, namun sejumlah petani sudah melakukannya sejak lama. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat petani, selain juga untuk mengantisipasi jika tanaman padi gagal panen karena hama dan penyakit,” katanya.
Ibrahim juga mengatakan akan meningkatkan SDM petani, dengan menjalankan program Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman Terpadu (SLPTT) dan Sekolah Lapangan Pengendalian Hama Terpadu (SLPHT) ke sentra-sentra pertanian di Kaltim, sehingga petani dapat mengatasi permasalahan dan meningkatkan produksi padinya.
“Kita ingin mewujudkan swasembada beras 2014 di Kaltim. Kita perlu dukungan seluruh masyarakat, khususnya petani. Jika petani serius, maka Pemprov akan lebih serius lagi untuk memacu petani untuk meningkatkan produksi padi di Kaltim,” tegasnya. (her/hmsprov).

//Foto: Potensi tanaman padi di Kabupaten Paser. (heru/humasprov kaltim)
 

Berita Terkait