Siap Tampung Produksi Petani
SAMARINDA – Kabar gembira bagi para petani singkong gajah di Kaltim, khususnya di Kabupaten Paser dan Panajam Paser Utara (PPU), seiring dibangunnya pabrik pengolahan singkong gajah oleh PT United Sasamba Plantation (USP) yang berlokasi di Desa Rangan, Kecamatan Kuaro, Kabupaten Paser.
"Rencana, Juni ini akan uji coba. Saat ini masih menunggu mesin blower. Dengan beroperasinya pabrik tersebut, diharapkan perekonomian masyarakat akan semakin meningkat," kata Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kaltim H Ibrahim didampingi Kasie Pengembangan Produksi Tanaman Pangan Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kaltim, Erri Erady, Senin (5/5).
Kehadiran pabrik pengolahan singkong gajah ini juga sekaligus menghapus kekhawatiran yang sering muncul di kalangan petani ketika menanam singkong varietas unggul itu. Terutama terkait masalah pemasaran setelah panen. Sebab hingga saat ini belum ada penampungan yang mampu menampung panen singkong petani dalam jumlah besar.
Pabrik yang dibangun berkapasitas satu line dengan output 100 ton chip (gaplek) per 6 jam atau dengan kebutuhan singkong basah sebagai bahan baku sebanyak 250 ton atau per harinya memerlukan singkong 1.000 hingga 2.000 ton.
Guna emenuhi bahan baku singkong tersebut, Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kaltim terus melakukan sosialisasi ke beberapa daerah di Paser dan PPU.
Setiap hektar, bisa ditanam 6.000 pohon singkong gajah dengan berat per pohon ketika panen setelah umur 8 bulan mencapai 10 kilogram lebih. Dalam beberapa penelitian perpohon ada yang mencapai berat hingga 27 kilogram. Singkong gajah memiliki 3.000 produk turunan diantaranya untuk kosmetik, plastik ramah lingkungan, energi dan lainnya.
Operasional PT USP nantinya akan bekerja sama dengan kelompok tani setempat. Petani menanam singkong varietas unggul antara lain singkong gajah, singkong casessat dan singkong manggu. Kedua jenis singkong terakhir ini adalah singkong untuk memenuhi kebutuhan diantaranya untuk bioetanol.
Penanaman singkong casessat atau istilah lainnya adalah singkong racun ini menyesuaikan. Jika di daerah tersebut banyak hama tikus, babi, atau kera, maka singkong casessat ini cocok ditanam karena lebih aman dari gangguan hama.
Total biaya untuk pengembangan singkong gajah ini perhektar terdiri dari land clearing, pupuk, traktor untuk penanaman, obat rumput dan traktor panen yang totalnya mencapai Rp25 juta.
"Bibit nanti dari USP. Sedang biaya penanaman kedua sudah berkurang dan hanya perlu sekitar Rp12 juta saja. Pola penanaman per lahan diubah dari manual, menjadi semi mekanisasi dan menuju mekanisasi modern" tutup Ibrahim. (sar/sul/es/hmsprov).
///FOTO : Gubernur Kaltim Dr H Awang Faroek Ishak (dua dari kanan) panen singkong gajah. Keberadaan pabrik pengolah singkong menjamin terserapnya produksi petani di daerah ini.(dok/humasprov)
04 Mei 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
28 Oktober 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
01 April 2019 Jam 22:51:53
Pembangunan
23 November 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
16 April 2015 Jam 00:00:00
Pembangunan
03 Maret 2014 Jam 00:00:00
Pembangunan
13 Agustus 2022 Jam 19:29:24
Gubernur Kaltim
13 Agustus 2022 Jam 19:26:49
Gubernur Kaltim
12 Agustus 2022 Jam 19:23:54
Gubernur Kaltim
11 Agustus 2022 Jam 19:20:41
Wakil Gubernur Kaltim
11 Agustus 2022 Jam 19:17:44
Wakil Gubernur Kaltim
11 September 2019 Jam 23:31:22
Pendidikan
06 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pertanian dan Ketahanan Pangan
08 April 2013 Jam 00:00:00
Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri
30 Juli 2021 Jam 22:44:50
Sosialisasi Masyarakat
01 November 2016 Jam 00:00:00
Kegiatan Silaturahmi
02 Januari 2014 Jam 00:00:00
Pendidikan
26 Oktober 2018 Jam 18:45:46
Pendidikan
08 Mei 2022 Jam 20:49:54
Gubernur Kaltim
25 Maret 2019 Jam 18:23:06
Kerjasama Pemerintahan
20 Februari 2020 Jam 11:16:45
Sosial